- BP Batam
Pertumbuhan Ekonomi Batam Melejit, BP Batam Catat Realisasi Investasi Rp54,47 Triliun
Jakarta, tvOnenews.com - Batam kian mengukuhkan posisinya sebagai pusat investasi, industri, logistik, dan pariwisata sekaligus pintu gerbang Indonesia menuju pasar global.
Dengan konektivitas internasional yang kuat, kota ini berkembang menjadi salah satu simpul penting dalam rantai pasok dunia dan penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Perkembangan pesat Batam ditopang oleh inovasi, arus investasi, serta pembangunan berkelanjutan yang menjadikannya lokomotif pembangunan di wilayah barat Indonesia.
Di balik akselerasi tersebut, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) berperan sebagai motor penggerak utama.
Di bawah kepemimpinan Kepala BP Batam Amsakar Achmad dan Wakil Kepala BP Batam Li Claudia Chandra, BP Batam berkomitmen menjadikan Batam sebagai kawasan investasi berdaya saing tinggi.
Upaya ini diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan nasional dengan tetap menjaga keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada 2024 mencapai 6,69 persen secara tahunan. Capaian tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang tercatat 5,02 persen, sekaligus berada di atas rata-rata nasional sebesar 5,03 persen.
Dukungan infrastruktur menjadi keunggulan utama Batam. Kota ini memiliki satu bandara internasional, enam pelabuhan internasional, delapan pelabuhan kargo, serta tiga pelabuhan domestik.
Fasilitas tersebut menjadikan Batam sebagai basis operasional ribuan perusahaan multinasional dengan konektivitas udara, darat, dan laut yang terintegrasi. Peran strategis BP Batam di sektor industri dan logistik menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi kota ini.
Kinerja investasi Batam hingga triwulan III 2025 menunjukkan tren yang sangat positif. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), realisasi investasi mencapai Rp15,48 triliun atau tumbuh 123,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara kumulatif sepanjang Januari hingga September 2025, total investasi tercatat Rp33,66 triliun. Angka tersebut meningkat 74,94 persen secara cumulative to cumulative dan telah mencapai 91 persen dari target LKPM sebesar Rp36,9 triliun.
Kepala BP Batam Amsakar Achmad menyampaikan bahwa capaian ini menjadi catatan positif bertepatan dengan peringatan 54 Tahun Hari Bakti BP Batam. Ia menilai hasil tersebut mencerminkan kepercayaan investor terhadap kebijakan BP Batam yang stabil dan pro-bisnis, sejalan dengan transformasi Batam sebagai pusat industri, logistik, dan pariwisata bertaraf internasional.
"Pertumbuhan investasi Batam sepanjang 2025 mencerminkan kepercayaan investor terhadap kepastian berusaha di Batam. Target LKPM kami hampir tercapai, dan kami yakin akan melampauinya di akhir tahun," ujar Amsakar.
Struktur investasi Batam juga menunjukkan pergeseran ke sektor-sektor produktif. Jasa lainnya menyumbang 21 persen, industri mesin dan elektronik 13,6 persen, perumahan dan kawasan industri 10 persen, serta sektor listrik, gas, dan air sebesar 15 persen. Komposisi ini menandai fase peningkatan kapasitas dan nilai tambah industri atau industrial upscaling di Batam.
"Batam kini bukan hanya menarik investor baru, tetapi juga memperluas basis industri yang sudah ada. Ini menunjukkan arah transformasi ekonomi Batam yang semakin berdaya saing," ujar Kepala BP Batam.
Wakil Kepala BP Batam Li Claudia Chandra menegaskan bahwa penguatan penanaman modal dalam negeri menjadi indikator meningkatnya kapasitas ekonomi domestik di Batam. Menurutnya, pertumbuhan PMDN berjalan seiring dengan tetap kuatnya daya tarik penanaman modal asing.
"Lonjakan PMDN menunjukkan semakin kuatnya kepercayaan pelaku lokal terhadap iklim investasi Batam, sementara PMA tetap menjadi motor utama transfer teknologi dan ekspor," jelasnya.
Ia menambahkan, keseimbangan antara PMDN dan PMA membentuk ekosistem industri yang saling melengkapi. PMDN berperan memperkuat kapasitas produksi dan penyerapan tenaga kerja, sementara PMA menjaga arus modal, inovasi, dan akses ke pasar global.
Anggota sekaligus Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, menjelaskan bahwa BP Batam juga menggunakan pendekatan komprehensif dalam menghitung realisasi investasi. Metode tersebut menggabungkan data LKPM dengan data impor barang modal PMA dari KPU Bea Cukai Batam.
"Metode ini mencerminkan pergerakan investasi secara riil, tidak hanya secara administratif. Laporan LKPM mencatat proyek yang berjalan, sedangkan data impor barang modal menunjukkan aktivitas fisik industri dan perluasan kapasitas produksi,” jelas Fary.
Melalui pendekatan ini, total investasi Batam hingga September 2025 tercatat mencapai Rp54,47 triliun atau setara 91 persen dari target BP Batam sebesar Rp60 triliun. (rpi)