news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Bappenas, Arifin Rudiyanto, dalam presentasi Campus Leaders Program (CLP) batch 11..
Sumber :
  • Istimewa

Dukung Inisiatif Pemberdayaan Ekonomi untuk Masyarakat Rentan TBC, Bakrie Center Foundation Gelar Campus Leaders Program Batch 11

CLP Batch 11 yang digelar Bakrie Center Foundation (BCF) memfokuskan diri kegiatan pada pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat rentan Tuberkulosis (TBC).
Rabu, 17 Desember 2025 - 15:05 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Bakrie Center Foundation (BCF) menggelar presentasi akhir magang Campus Leaders Program (CLP) Batch 11 sebagai bagian dari diseminasi hasil kegiatan mahasiswa. Kegiatan ini diikuti seluruh peserta magang, mentor, serta dosen pembimbing program.

CLP Batch 11 melibatkan 48 mahasiswa yang didampingi 15 mentor dan tiga dosen pembimbing. Program ini dilaksanakan di tiga provinsi, yakni Lampung bekerja sama dengan Inisiatif Lampung Sehat, Sumatra Selatan bersama Masyarakat Sehat Sriwijaya, serta Jakarta yang dipusatkan di kantor BCF.

Sepanjang 2025, pelaksanaan CLP mendapat dukungan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai mitra korporasi. Dukungan tersebut mencakup penguatan kapasitas SDGs Heroes, sebutan bagi peserta magang CLP, dan para mentor dalam merancang serta menjalankan pilot program pemberdayaan ekonomi. 

Pada Batch 11, CLP secara khusus memfokuskan kegiatan pada pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat rentan Tuberkulosis (TBC).

Data Kementerian Kesehatan RI mencatat Indonesia masih memiliki lebih dari satu juta kasus TBC dengan angka kematian sekitar 125.000 jiwa per tahun. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kondisi kesehatan, tetapi juga memicu persoalan sosial dan ekonomi.

Kurangnya edukasi menyebabkan stigma dan diskriminasi terhadap pengidap TBC, termasuk risiko pemutusan hubungan kerja. Selain itu, efek samping pengobatan membuat kondisi fisik pasien melemah sehingga sulit bekerja secara optimal.

Berangkat dari kondisi tersebut, BCF bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong Inisiatif Lampung Sehat dan Masyarakat Sehat Sriwijaya untuk merancang serta menjalankan program pemberdayaan ekonomi bagi pasien, penyintas, dan kader TBC.

Dalam presentasi akhir, para peserta magang memaparkan hasil kegiatan di masing-masing mitra. Inisiatif Lampung Sehat menyampaikan laporan pelaksanaan program Resaku atau Recycle Sakai Sambayan. Program ini mengelola minyak jelantah dan sampah plastik dengan melibatkan warga RT 09 dan Lingkungan III Kelurahan Gunung Sulah.

Wilayah tersebut sebelumnya menghadapi persoalan serius terkait pengelolaan sampah rumah tangga, khususnya minyak jelantah, plastik, dan popok sekali pakai. SDGs Heroes yang ditempatkan di divisi program, kemitraan, serta media dan komunikasi memberikan edukasi dan pendampingan kepada warga dalam mengelola limbah. Hasilnya, sampah diolah menjadi lilin, sabun, dan aksesori yang memiliki nilai jual.

“Ada 3 dampak yang dihasilkan dari program Resaku. Pertama dampak pengetahuan dan keterampilan. Warga jadi tahu bagaimana mengelola limbah dan mengubahnya menjadi lilin dan sabun yang dapat dijual kembali. Kedua, dampak ekonomi yang membuka peluang penghasilan tambahan dari pengelolaan sampah. Ketiga, dampak sosial yaitu meningkatkan kepercayaan diri, memperkuat hubungan dengan perangkat desa, serta tumbuhnya rasa kepemilikan atas program ini untuk dikembangkan,” jelas Putra Andagayaka, SDGs Hero penempatan ILS Divisi Program.

Selama pelaksanaan, Resaku telah menghasilkan 120 unit sabun dan lilin dari 13 liter minyak jelantah. Namun, program ini juga menghadapi tantangan, mulai dari ketersediaan bahan baku hingga konsistensi partisipasi warga.

“Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain keterbatasan bahan baku untuk mendukung produksi rutin serta konsistensi warga dalam menjalankan program. Untuk menghadapi tantangan tersebut, kami memfasilitasi pengadaan bahan dan pelatihan serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat agar kedepannya program ini dapat terus dilanjutkan,” ungkap Dwi Setyorini, mentor Inisiatif Lampung Sehat.

Sementara itu, Masyarakat Sehat Sriwijaya memaparkan program Sirkulife Empowerment yang ditujukan untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat rentan TBC. Program ini mengusung konsep aquaponik dengan budidaya ikan lele dan sayuran pakcoy untuk konsumsi harian maupun penjualan.

Program Sirkulife Empowerment menyasar penyintas TBC, kader, serta keluarga dengan keterbatasan lahan. Melalui pemanfaatan limbah ikan sebagai nutrisi tanaman dan penggunaan maggot untuk mengelola sampah organik, program ini diarahkan menjadi usaha rumahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan keterampilan dan pendapatan warga.

“Program ini dapat memberikan dampak positif bagi warga diantaranya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan sebagai bagian dari ketahanan pangan untuk pemenuhan gizi sehari-hari,” jelas Muhammad Khadafi, SDGs Hero CLP 11 penempatan MSS Divisi Program.

Dalam satu semester pelaksanaan, warga peserta program Sirkulife telah berhasil memanen pakcoy di lima rumah dan mengonsumsi hasil ternak lele sebanyak satu kali. Meski demikian, proses sosialisasi dan pendampingan masih menjadi tantangan.

“Tantangan awalnya antara lain sulit untuk menumbuhkan rasa kepemilikan program ini pada warga. Kita harus benar-benar membimbing dan meyakinkan bahwa ini dapat berhasil dilakukan. Biasanya kalau sudah ada hasilnya baru percaya. Alhamdulillah selama 1 semester ini dilakukan, sudah ada yang panen,” tambah Oki Putra Satria, mentor Masyarakat Sehat Sriwijaya.

Selain itu, BCF juga memaparkan penguatan jejaring kemitraan dalam program pemberdayaan ekonomi. Paparan ini disampaikan oleh SDGs Hero penempatan BCF Pusat, Lu’lu Septyan Azzahra, bersama mentor Muhammad Daffa Zahran Widodo. BCF menegaskan bahwa keberhasilan program pemberdayaan ekonomi membutuhkan kolaborasi lintas sektor agar dampaknya berkelanjutan.

“Kami akan terus berkomitmen untuk mendukung inovasi dan kepemimpinan muda serta menjalin sinergi hexa helix yang lebih erat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kami harap proyek ini dapat menjadi landasan program-program BCF selanjutnya yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat dan ekonomi,” jelas Jimmy Gani, CEO BCF.

Presentasi akhir magang CLP Batch 11 dibuka oleh VP Pengelolaan TJSL PT Pupuk Indonesia (Persero) Heny Eka Mardiyanti serta Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Bappenas, Arifin Rudiyanto. Arifin mengapresiasi peran BCF dalam mendorong keterlibatan generasi muda untuk berkontribusi pada pencapaian target SDGs.

“Kami mengapresiasi apa yang dilakukan BCF untuk mendukung pemuda menciptakan inovasi-inovasi dan mengusulkan solusi untuk beberapa permasalahan sosial dalam hal ini kesehatan dan ekonomi. Semoga dapat berkelanjutan dan menciptakan dampak yang lebih luas,” ucap Arifin. (rpi)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

16:39
05:06
00:56
02:33
00:57
00:57

Viral