news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Menko AHY bersama Ketum Iluni UI Pramudya A. Oktavinanda dan Ketum Ikastara Mohamad Fachri..
Sumber :
  • tvOnenews.com/Rilo Pambudi

Menko AHY di Balairung Dialogue 2025: Infrastruktur Harus Mengantar Indonesia Menuju Ekonomi 8%

AHY menekankan pentingnya pemerataan hasil pembangunan nasional untuk mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen sebagaimana ditargetkan pemerintah.
Selasa, 9 Desember 2025 - 23:00 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia dinilai terus menunjukkan kemampuan bertahan yang cukup baik di tengah ketidakpastian ekonomi global yang semakin rumit. Stabilitas itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang konsisten berada di atas 5 persen dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun demikian, peluang untuk mencapai percepatan pertumbuhan hingga 8 persen menuntut langkah yang lebih progresif dan kolaboratif.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam forum Balairung Dialogue 2025 yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bersama Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (IKASTARA).

Forum yang mengangkat tema “Dari Infrastruktur ke Inklusivitas: Jalan Menuju Ekonomi 8%” itu digelar di Financial Hall, Jakarta, pada Selasa (9/12/2025).

AHY dalam paparan panjang sebagai keynote speech menekankan pentingnya pemerataan hasil pembangunan nasional.

“Tema dari infrastruktur menuju inklusivitas sangat relevan, karena pertumbuhan ekonomi harus dikejar sekaligus diwujudkan secara adil dan merata, tanpa ada yang tertinggal," kata Menko AHY.

"Kami bertugas mengorkestrasi pembangunan infrastruktur dasar, konektivitas, ketahanan pangan, energi, dan air bersih, serta memperkuat pendidikan, kesehatan, dan perumahan agar kesejahteraan dapat dirasakan dan menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia," tegasnya.

Forum ini juga menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor strategis, mulai dari Country Director World Bank untuk Indonesia dan Timor Leste Carolyn L. Turk hingga Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan Masyita Crystallin.

Berdasarkan pantauan, hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenkoinfra Muhammad Rachmat Kaimuddin, Senior Director Investment Danantara Indonesia Sunata Tjiterosampurno, Direktur Pembiayaan Publik dan Pengembangan Proyek PT SMI (Persero) Faaris Pranawa, EVP Customer Experience & Excellence Services PT PLN (Persero) Wahyu Ahadi Rouzi, serta Chief Economist Bank Permata Josua Pardede.

Sebagai komunitas alumni yang selama ini berperan dalam banyak sektor strategis nasional, ILUNI UI dan IKASTARA menilai perlunya ruang dialog yang mampu menyatukan berbagai disiplin ilmu dan perspektif.

Balairung Dialogue 2025 ini digadang sebagai forum yang menggabungkan pandangan mengenai ekonomi, pembangunan, tata kelola, hingga inovasi sosial dalam satu panggung diskusi.

Kolaborasi lintas pemangku kepentingan diyakini menjadi fondasi penting untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat sipil disebut harus mampu bergerak selaras untuk menghadirkan pertumbuhan yang tidak hanya besar secara angka, tetapi juga merata secara manfaat.

Ketua Umum ILUNI UI, Pramudya A. Oktavinanda, menegaskan pentingnya membangun jembatan kolaborasi. 

“Alumni UI berada di berbagai posisi strategis, di pemerintahan, organisasi internasional, institusi akademik, dunia usaha, dan banyak ruang pengabdian lainnya. Melalui forum seperti ini, peran ILUNI UI adalah menjadi penghubung yang mempertemukan perspektif dan kepakaran."

"Dari dialog yang sehat inilah lahir kolaborasi yang sinergis. Sebab, tidak ada tantangan besar bangsa yang dapat diselesaikan sendiri; hanya dengan bekerja bersama kita dapat menghadirkan terobosan yang berdampak," terang Pram.

Sementara itu, Ketua Umum IKASTARA Mohamad Fachri,  menambahkan mengenai pentingnya ruang kolaboratif yang inklusif. Menurutnya, komunitas alumni tidak boleh menjadi ruang yang eksklusif dalam hal kepentingan bangsa.

"Almamater adalah identitas, tetapi pengabdian harus merangkul lebih luas. Karena itu, kami membuka dialog dengan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan berbagai pemangku kepentingan lain agar komunikasi dapat terjalin dengan baik. Tantangan kita hari ini adalah bagaimana mengkomunikasikan gagasan dan kebijakan secara lebih efektif kepada masyarakat. Di situlah kolaborasi lintas pihak menjadi kunci," jelas Fachri.

Melalui Balairung Dialogue 2025, diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata komunitas alumni dalam mendorong kebijakan yang memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia sekaligus memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

Balairung Dialogue 2025 menunjukkan bahwa percepatan ekonomi Indonesia tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada kemampuan seluruh pihak untuk bersinergi. (rpi)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral