- Kementan
Produksi Telur Surplus dan Harga di Peternak Stabil, Tapi Harga di Sejumlah Daerah Melonjak, Pinsar: Siapa yang Bermain?
Yesi mengatakan bahwa hingga saat ini lebih dari 95 persen telur peternak masih didistribusikan melalui middleman, sehingga peternak berada di posisi pasrah mengikuti harga yang ditentukan rantai perantara.
“Kami selalu dituduh penyumbang inflasi. Padahal harga di kandang rendah. Yang harus diawasi itu middleman. Margin mereka kadang tidak wajar, itu yang bikin harga sampai meledak di ujung,”ucap Yesi.
Yesi mengatakan bahwa hingga kini belum ada “wasit” yang mengawasi rantai middleman, sehingga ruang permainan harga masih sangat terbuka. Karena itu, ia meminta pemerintah yang berwenang di sektor perdagangan untuk memperketat pengawasan agar harga di tingkat konsumen tidak melonjak tajam dan peternak tidak terus-menerus menjadi pihak yang disalahkan, padahal produksi nasional dalam kondisi aman bahkan surplus.
“Kalau middleman mencari laba secara wajar, harga di end user tidak akan mahal. Tapi kalau ada satu saja rantai yang mengambil keuntungan tidak wajar, dampaknya membuat harga di konsumen melambung. Ini yang selalu kami minta untuk dipantau, dikendalikan, mohon perdagangan juga mengawasi,”kata Yesi.
Bersamaan, Mentan Amran menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peternak dan pengusaha telur.
“Alhamdulillah hari ini kita rapat Pinsar seluruh Indonesia dan mengambil keputusan strategis. Saya bangga pada para pengusaha telur besar, menengah, kecil semua kompak mengikuti arahan pemerintah. Tidak perlu tanda tangan, semua sepakat,” kata Mentan Amran.
Mentan Amran menegaskan bahwa kenaikan harga telur yang terjadi belakangan ini sebenarnya tidak signifikan dan kita akan tindak tegas jika ada yang mempermainkan harga di pasar. Ia memastikan kondisi tersebut bersifat sementara dan berpotensi akan segera terkoreksi.
“Kenaikannya hanya sedikit, dan dalam waktu dekat insyaallah akan turun. Apalagi harga DOC sudah turun signifikan dari 14.000 menjadi Rp11.500,” tukas Mentan Amran. (rpi)