- Pertamina
Di Forum COP30, Transformasi Pertamina Kejar Target NZE 2060 atau Lebih Cepat
“Untuk itulah Pertamina menjalankan transformasi bisnis dan langkah keberlanjutan dengan tegas dan kuat, mendorong nilai dan ketahanan jangka panjang bagi masa depan energi Indonesia dan mencapai target emisi nol bersih atau NZE,” ujar Agung.
Sementara itu, dalam bidang energi baru terbarukan lainnya yakni panas bumi (geothermal), Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan penghasil energi geothermal terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat (AS).
Indonesia juga berada di peringkat ke-7 terbesar di dunia sebagai penghasil emisi gas rumah kaca dengan menyumbang 2,3% emisi global atau 1.360 Mt CO2. Dari jumlah tersebut, kontribusi emisi terbesar (55,3%) bersumber sektor energi yang meliputi pemanfaatan sumber energi, konversi, dan distribusi energi.
Dunia Pendidikan
Selain enam lini bisnis utama, perusahaan juga mendukung dekarbonisasi melalui kiprah dunia pendidikan, seperti Pertamina Foundation dan Universitas Pertamina. Sektor pendidikan ini mendukung dekarbonisasi melalui penelitian dan pengembangan efisiensi energi dan elektrifikasi sekaligus mendorong riset terkait energi terbarukan dan pemodelan pasar karbon.
Langkah-langkah tersebut, tambah Agung, sejalan dengan Strategi Pertumbuhan Ganda Pertamina. Sebagai langkah konkrit, Pertamina telah mengalokasikan 10 persen dari total investasi untuk membangun dan mengembangkan bisnis rendah karbon selama periode 2025 hingga 2029.
“Dalam 5 tahun ke depan, Pertamina menargetkan kontribusi pendapatan dari bisnis rendah karbon meningkat,” tutupnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (rpi)