- Shopee
Tantangan Logistic Race Uji Keterampilan Operasional dan Kecepatan Para Jagoan UMKM di Episode 4 Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
Setelah sesi mentoring selesai, setiap peserta Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas membuka amplop yang telah mereka pilih sebelumnya. Waktu 3 jam untuk menyelesaikan tantangan ini pun dimulai. Misi pertama bagi para Jagoan UMKM adalah mengambil barang sesuai daftar resi, mulai dari makanan, pakaian, hingga produk elektronik, dan mengemasnya sesuai dengan SOP. Penilaian pada babak ini tidak hanya melihat kecepatan, tetapi juga ketepatan pengemasan paket dan akurasi resi dengan produk, serta kemampuan mengirim paket ke ekspedisi yang telah ditentukan dengan aman.
Skill packing benar-benar diuji di babak ini. homLiv terlihat kesulitan karena sudah lama tidak melakukan packing. "Kesulitannya mungkin karena udah lama gak pegang alat-alat packing ya," kata Yudiana Lyn, pemilik homLiv. Sementara itu, Zenitha menjadi peserta yang terakhir berangkat karena proses pengemasannya memakan waktu lebih lama dari peserta lain. "Udah biasa sebenarnya packing, cuma saya packing-nya itu lama. Tadi udah mencoba cepat, tapi kenapa yang lain lebih cepat," ujar Fikri, pemilik Zenitha.
Strategi dan pemilihan rute juga menjadi faktor kunci berikutnya dalam tantangan ini. Para Jagoan UMKM harus memastikan paket sampai ke tangan konsumen tepat waktu dan dalam kondisi aman, sehingga keputusan terkait urutan pengiriman dan rute perjalanan menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan mereka. Ketepatan strategi ini juga menimbulkan perbedaan besar dalam hasil akhir tantangan Logistic Race. Sandra, pemilik Sunkrisps misalnya, memilih untuk mengirim paket ke ekspedisi yang terdekat terlebih dahulu sebelum ke lokasi yang lebih jauh, yang menurutnya lebih efisien sehingga waktu dan tenaga dapat dioptimalkan.
Sementara itu, Annisa Herdyana dari DS Modest yang memenangkan Golden Star di episode sebelumnya, mendapat keuntungan untuk memulai tantangan 5 menit lebih awal dibanding peserta lain, sehingga ia dapat mengemas produk lebih cepat dan berangkat pertama. Namun, tekanan lapangan dan dinamika rute membuat segalanya menjadi lebih menantang dari perkiraan. Beberapa hambatan tak terduga dan kondisi di lapangan, membuat dirinya justru menyelesaikan tantangan ini lebih belakangan dibanding beberapa peserta lain. Momen ini menunjukkan bahwa dalam tantangan nyata, pengalaman, strategi, dan kemampuan mengambil keputusan di lapangan sama pentingnya dengan kecepatan. Drama di setiap langkahnya membuat penonton semakin tegang, sambil menyaksikan bagaimana peserta harus berpikir cepat, tetap fokus, dan beradaptasi di tengah situasi yang tidak selalu berjalan sesuai rencana.