- Antara Foto
Harga Emas Dunia Tembus Rekor, Emas Antam Sentuh Rp2,48 Juta/Gram: Analis Prediksi Bisa Melejit Dua Kali Lipat!
Jakarta, tvOnenews.com – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru dan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Kenaikan tajam ini turut menyeret harga emas Antam di Indonesia ke level tertinggi sepanjang sejarah.
Berdasarkan data dari laman Logam Mulia, harga emas Antam hari ini, Jumat (17/10/2025), naik Rp78.000 menjadi Rp2.485.000 per gram dari posisi sebelumnya Rp2.407.000 per gram. Adapun harga buyback (jual kembali) juga meroket ke level Rp2.334.000 per gram.
Kenaikan ini melanjutkan tren positif sejak 11 Oktober 2025. Harga emas kini dijual mulai dari ukuran 0,5 gram hingga 1 kilogram, dengan potongan pajak sesuai PMK Nomor 34/PMK.10/2017.
Rekor Baru Emas Dunia dan Prediksi Mencapai US$10.000 per Ons
Kenaikan harga emas global turut didorong oleh sentimen ekonomi global yang melemah, inflasi tinggi, dan kebijakan moneter longgar.
CEO JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon, secara mengejutkan menyatakan bahwa harga emas berpotensi melonjak hingga US$10.000 per ons troy dalam dua tahun ke depan.
“Saya bukan pembeli emas, tapi dalam kondisi seperti ini, emas bisa dengan mudah naik ke US$5.000 atau bahkan US$10.000 per ons,” ujar Dimon dalam konferensi Fortune’s Most Powerful Women di Washington, dikutip Kitco News (15/10).
Pernyataan Dimon dianggap mengejutkan karena selama ini ia bukan pendukung emas. Namun, dengan inflasi AS yang masih tinggi, defisit fiskal yang melebar, dan suku bunga riil yang menurun, logam mulia kini kembali menjadi instrumen safe haven utama bagi investor global.
Analis: Emas Masih Akan Outperform Hingga 2026
Pandangan bullish juga disampaikan oleh Grace Peters, Global Head of Investment Strategy JPMorgan. Ia menyebut emas akan tetap menjadi aset unggulan hingga 2026, didukung oleh pembelian besar-besaran bank sentral negara berkembang serta permintaan kuat dari ETF emas dan sektor industri.
“Target kami sebelumnya di US$3.500 sudah terlampaui. Kini target realistis berada di atas US$4.000 per ons, dengan prospek bullish jangka panjang,” jelas Peters.
Sementara itu, David Kelly, analis JPMorgan Asset Management, memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga hingga 125 basis poin sampai 2026, yang berpotensi menekan dolar AS dan mendorong harga emas lebih tinggi.
“Jika defisit membengkak dan dolar melemah, investor akan kembali melirik emas dan aset alternatif lainnya,” kata Kelly.
Dampaknya ke Indonesia: Emas Bisa Tembus Rp5,7 Juta/Gram
Jika skenario ekstrem Jamie Dimon benar terjadi, di mana harga emas dunia mencapai US$10.000 per ons, maka harga emas dalam negeri berpotensi menembus Rp5,5 juta–Rp5,8 juta per gram.
Dengan kurs Rp16.577 per dolar AS, kenaikan itu berarti lonjakan hingga 140% dari posisi Oktober 2025.
Menurut simulasi Bareksa, potensi kenaikan masing-masing platform adalah:
-
Antam: Rp2,407 juta → Rp5,784 juta/gram (+140%)
-
Pegadaian: Rp2,334 juta → Rp5,611 juta/gram (+140%)
-
Treasury & Indogold: naik di kisaran 20%–140% tergantung level spot global
Kenaikan ini tidak hanya dipicu pelemahan dolar, tapi juga pembelian emas besar-besaran oleh bank sentral, serta ketidakpastian geopolitik global yang terus meningkat.
Momentum Emas Sebagai Aset Pelindung
Para analis menyarankan investor untuk mulai akumulasi bertahap (dollar cost averaging) dan menyisihkan 15–20% portofolio di logam mulia, baik fisik maupun digital.
Dengan tren suku bunga global menurun dan defisit AS melebar, emas dinilai akan tetap menjadi aset unggulan di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. (nsp)