news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

dr. Fritz Sumantri Usman berbicara mengenai teknologi MRI terbaru di dunia kesehatan Indonesia..
Sumber :
  • Ist

Akhiri Ketergantungan Helium, MRI Canggih Kini Telah Diluncurkan di Indonesia

MRI atau pencitraan resonansi magnetik yang digunakan di Rumah Sakit biasanya menggunakan helium cair untuk mendinginkan magnet superkonduktor dalam mesin.
Sabtu, 23 Agustus 2025 - 16:12 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Terobosan baru dalam teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) di Indonesia baru saja diluncurkan.

Dalam dunia kesehatan, MRI atau pencitraan resonansi magnetik biasanya menggunakan helium cair untuk mendinginkan magnet superkonduktor dalam mesin.

Namun, Siemens Healthineers belum lama ini resmi memperkenalkan MAGNETOM Flow. Platform yang menjadi inovasi teknologi MRI yang diciptakan untuk menjaga keberlanjutan operasional, dan meningkatkan performa pencitraan medis.

Teknologi ini hadir untuk menjawab tantangan besar di lapangan, mulai dari tingginya biaya operasional hingga keterbatasan pasokan helium global.

Dengan hadirnya sistem MRI bebas helium, Siemens Healthineers menghadirkan layanan diagnostik yang lebih efisien, berkelanjutan, dan mudah diakses baik oleh penyedia layanan kesehatan maupun pasien.

Salah satu fitur utama MAGNETOM Flow. Platform adalah desain helium-free 1.5T dengan teknologi DryCool.

Sistem ini hanya membutuhkan 0,7 liter helium tanpa perlu pengisian ulang maupun quench pipe. Keunggulan tersebut tidak hanya menjawab isu keberlanjutan, tetapi juga membantu rumah sakit dan pusat pencitraan menghadirkan layanan diagnostik yang lebih andal dengan biaya lebih terkendali.

Dalam acara peluncuran, sejumlah pakar radiologi menekankan pentingnya inovasi ini. dr. Yonathan William, Sp.Rad, menyoroti ketergantungan fasilitas kesehatan Indonesia pada pasokan helium yang kian sulit diperoleh.

“Di Indonesia, permintaan pemeriksaan dengan MRI terus meningkat, namun rumah sakit menghadapi risiko besar akibat ketergantungan pada pengisian ulang helium. Tantangan pasokan global membuat kondisi ini tidak hanya mahal, tetapi juga tidak dapat diprediksi secara operasional. Dengan hadirnya platform yang bebas helium, hambatan terbesar dalam kepemilikan MRI berkelanjutan di tanah air dapat langsung diatasi. Ini merupakan terobosan penting yang memastikan pasien tetap memperoleh akses tanpa batas terhadap layanan diagnostik yang menyelamatkan nyawa mereka,” jelas dr. Yonathan dalam peluncuran yang digelar pada Jumat (23/8/2025).

Senada dengan itu, dr. Fritz Sumantri Usman, Sp.N, SubSp. NIIOO(K), FINS, FINA, menambahkan bahwa isu utama lain adalah keterbatasan jumlah perangkat dan sumber daya manusia.

“Indonesia sangat membutuhkan lebih banyak sistem MRI untuk memenuhi permintaan pasien yang terus meningkat, namun teknologi saja tidaklah cukup. Radiolog dan teknisi terampil merupakan akar dari hasil diagnostik yang akurat," jelas Fritz.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral