- Ist
Gerakan Muliakan Yatim Targetkan Kebaikan untuk 10.000 Anak Indonesia Hingga Palestina
Dompet Dhuafa juga memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yatim di Palestina. Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 39.000 anak yatim di Palestina terdampak, dan Dompet Dhuafa bekerja sama dengan NGO lokal untuk menyalurkan bantuan hidup dan program tahfidz Al-Qur’an.
Di kesempatan yang sama Direktur Mobilisasi Dompet Dhuafa Republika, Etika Setiawanti menjelaskan, ia mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam kampanye Muliakan Anak Yatim.
“Bisa mendukung campaign ini dengan berdonasi atau berkolaborasi melalui kanal yang kami sediakan, dan berkolaborasi secara partnership dengan Dompet Dhuafa baik melalui donasi, zakat, infak. Setelah pandemi COVID-19, jumlah anak yatim meningkat signifikan, kepedulian masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu mereka,” kata Etika.
Dalam kesempatan itu juga diumumkan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi fokus utama dalam program Muliakan Yatim, Dompet Dhuafa dalam hal ini juga bekerjasama dengan Gramedia. Sebelumnya, Gramedia juga telah bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dalam program Wakaf Al-Qur’an. Kegiatan Belanja Bareng Yatim menjadi salah satu bentuk dukungan Dompet Dhuafa terhadap kebutuhan anak-anak yatim. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak langsung ke Gramedia untuk memilih perlengkapan sekolah dan buku bacaan yang mereka inginkan.
“Kegiatan ini akan kami lanjutkan untuk kegiatan berikutnya agar anak-anak Indonesia mendapatkan akses untuk literasi lebih baik,” imbuh Elizabeth.
Psikolog Anak Seto Mulyadi menekankan pentingnya peran semua pihak dalam melindungi dan mendukung anak-anak yatim.
“Anak-anak yatim membutuhkan cinta, apresiasi, dan lingkungan kondusif untuk berkembang. Semua anak cerdas, dengan dukungan tepat, mereka bisa meraih potensi terbaiknya. Kami memberikan apresiasi luar biasa kepada Dompet Dhuafa atas konsistensinya membantu anak-anak yatim,” kata pria yang akrab disapa Kak Seto.
Upaya Dompet Dhuafa dengan program unggulannya, mendapat respon positif dari salah satu penerima manfaat yakni Farizki, yang merupakan siswa Smart Ekselensia Indonesia. Menurutnya program Muliakan 10.000 anak yatim ini membuatnya termotivasi untuk meraih cita ini.
Selain itu, banyak dari mereka yang membutuhkan dukungan untuk memperoleh sertifikasi keterampilan, khususnya dalam penguasaan bahasa Inggris. Kebutuhan ini menjadi penting karena tidak sedikit dari mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, namun terhambat oleh syarat sertifikasi kemampuan bahasa.