- Antara
CORE: RI Bisa Kehilangan Rp6,1 Triliun Akibat Tarif Nol Persen untuk AS
Sebagai bentuk timbal balik, Indonesia akan menghapus hampir seluruh bea masuk atas produk-produk asal AS.
Kebijakan tersebut mencakup lebih dari 99 persen barang dari berbagai sektor seperti industri manufaktur, makanan, dan pertanian.
Meski berisiko menggerus penerimaan negara, pemerintah menilai kebijakan ini berpotensi mendatangkan manfaat jangka panjang.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menegaskan bahwa pemberlakuan tarif nol persen justru akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai lokasi investasi, khususnya untuk relokasi industri.
Kondisi ini, menurutnya, akan membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah situasi global yang tidak menentu.
“Tarif impor nol persen untuk produk-produk AS saya kira tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Apalagi kalau produk-produknya memang sifatnya bukan produk-produk yang akan berkompetisi dengan produk yang kita produksi di dalam negeri,” kata Susiwijono, Selasa (22/7/2025).
Meskipun menjanjikan keuntungan strategis dalam bentuk peningkatan investasi dan daya saing, Indonesia tetap harus mewaspadai potensi jangka pendek berupa hilangnya penerimaan negara dan tekanan terhadap neraca perdagangan.
Pemerintah dinilai tetap perlu menyeimbangkan antara kepentingan jangka pendek fiskal dan visi jangka panjang pembangunan ekonomi. (ant/rpi)