- Istimewa
Mau Genjot Tiga Proyek Nikel, Vale (INCO) Akui Butuh Suntikan Dana Rp19 Triliun
Jakarta, tvOnenews.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tengah menyiapkan strategi pendanaan besar-besaran untuk mendukung ekspansi bisnis tambangnya.
Perusahaan tambang nikel ini butuh pendanaan eksternal senilai 1-1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp19 triliun yang akan diperoleh secara bertahap hingga tahun 2027.
Dana itu akan dipakai untuk mendukung pengembangan tiga proyek tambang nikel utama Vale yang tersebar di Bahodopi, Pomalaa, dan Sorowako.
Pendanaan ini juga akan mencakup pembangunan fasilitas pengolahan nikel berteknologi tinggi menggunakan metode high pressure acid leaching (HPAL), yang digarap bersama mitra strategis global.
“Betul bahwa kami memang memerlukan dana kurang lebih 1 sampai 1,2 miliar dolar dan itu akan terbagi menjadi beberapa fase,” kata Head of Corporate Finance and Investor Relation Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi, dikutip dari Antara, Sabtu (19/7/2025).
“Jadi saat ini kita masih lakukan perhitungan, analisa internal, struktur apa yang terbaik untuk perusahaan ke depannya,” imbuhnya.
Andaru menjelaskan bahwa pada tahap awal, Vale menargetkan perolehan sekitar 500 juta dolar AS melalui fasilitas pinjaman bank yang direncanakan pada tahun 2026.
Sementara sisa kebutuhan pendanaan sebesar 500 hingga 700 juta dolar AS kemungkinan akan dihimpun melalui penerbitan obligasi pada tahun 2027.
Ketiga proyek tambang nikel yang menjadi fokus utama Vale saat ini masih dalam tahap konstruksi. Untuk proyek Bahodopi, perusahaan menargetkan bisa memulai produksi pada tahun 2025.
Adapun proyek Pomalaa dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal II tahun 2026, dan proyek Sorowako akan menyusul setelahnya.
Di luar proyek tambang, Vale juga menggarap pengembangan fasilitas pengolahan nikel berteknologi HPAL yang melibatkan mitra global.
Untuk proyek HPAL di Pomalaa, Vale menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) dan Ford Motor Co, dengan target penyelesaian pada kuartal IV 2026.
Sementara, proyek HPAL di Bahodopi dijalankan bersama GEM Co., Ltd. Vale juga masih membuka kemungkinan kemitraan tambahan untuk proyek tersebut.
Di Sorowako, perusahaan telah menjalin kerja sama awal dengan Huayou, meskipun proses penjajakan mitra lain tetap berlangsung.
“Sejauh ini memang kita sudah ada penjajakan, sudah berbicara dengan beberapa potensial. Tapi kita belum sampai ke level untuk penandatanganan,” ujar Andaru. (ant/rpi)