- tvOnenews.com/Wildan Mustofa
Peluang Besar Trump dan Xi Bertemu Tahun Ini, AS-China Siap Turunkan Ketegangan?
Kuala Lumpur, tvOnenews.com – Hubungan Amerika Serikat dan China berpotensi mengalami titik balik penting. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengungkapkan peluang besar bagi Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping untuk bertemu pada tahun 2025.
“Kemungkinannya tinggi. Saya rasa kedua belah pihak ingin melihatnya terjadi,” ujar Rubio dalam pernyataannya di Kuala Lumpur, dikutip dari CNN World, Sabtu (12/7/2025).
Meskipun belum ada tanggal pasti, Rubio menekankan pentingnya membangun suasana yang kondusif agar pertemuan dua pemimpin negara adidaya ini menghasilkan hasil konkret.
Pertemuan Menlu AS-China Jadi Awal Positif
Rubio baru saja mengadakan pertemuan tatap muka pertama dengan Menlu China Wang Yi di Kuala Lumpur pada Jumat (11/7). Pertemuan ini disebut berlangsung positif dan konstruktif, meskipun sejumlah isu sensitif seperti tarif dan kontrol ekspor masih jadi ganjalan besar.
“Kita adalah dua negara besar dan kuat, tentu akan ada isu-isu yang tidak kita sepakati. Tapi ini langkah awal yang baik,” jelas Rubio.
Ketegangan Dagang Masih Membayangi
Sejak Trump kembali menjabat pada awal 2025, hubungan dagang AS-China kembali memanas. AS meluncurkan kebijakan tarif baru yang memicu ketegangan, meskipun ada jeda 90 hari hasil kesepakatan di London yang akan berakhir Agustus mendatang.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan bertemu dengan perwakilan China dalam beberapa minggu mendatang untuk melanjutkan negosiasi. Namun, China menegaskan tidak akan tinggal diam jika kepentingan ekonominya dikorbankan demi kesepakatan dagang AS dengan negara lain.
Perebutan Pengaruh di Asia Tenggara
Ketegangan global antara AS dan China juga merambah ke kawasan Asia. Dalam kunjungannya ke Asia Tenggara, Rubio menegaskan bahwa Amerika tetap berkomitmen pada Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan aman.
Sementara itu, Menlu Wang Yi menyampaikan pesan bahwa China tetap menjadi mitra ekonomi yang stabil di kawasan. Ia mengingatkan agar AS memandang China secara objektif dan setara.
Kondisi ini menjadi menarik karena 8 dari 10 negara ASEAN, termasuk Jepang dan Korea Selatan, terancam menghadapi tarif baru dari AS per 1 Agustus 2025 jika tak segera menyepakati kesepakatan dagang bilateral.