- SKK Migas
Impor Energi Rp251 Triliun dari AS akan Didominasi Minyak Mentah dan LPG, ESDM: LNG Termasuk
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah saat ini sedang menyusun strategi pembelian energi dari Amerika Serikat senilai 15,5 miliar dolar AS sebagai bagian dari upaya menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memetakan bahwa komoditas yang akan diimpor meliputi elpiji (LPG) dan minyak mentah (crude oil).
Pembelian ini juga menjadi bagian dari proses negosiasi tarif energi antara kedua negara.
“Jadi, untuk LPG kami akan meningkatkan impor dari Amerika Serikat. Kemudian, crude (minyak mentah) juga untuk kebutuhan dalam negeri,” ucap Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/7/2025).
- Istimewa
Yuliot menjelaskan, selama ini Indonesia masih membeli crude dari AS melalui perantara negara lain.
Dengan realisasi belanja senilai 15,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp250,87 triliun, pemerintah berharap transaksi minyak mentah dapat dilakukan secara langsung dengan AS.
Namun demikian, ia belum dapat memastikan besaran volume impor crude yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi harga minyak dunia, terlebih dengan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung di kawasan Timur Tengah.
“Jadi, nilainya akan dapat terlihat berdasarkan volume dan juga berdasarkan harga ICP (Indonesian Crude Price/harga acuan minyak mentah Indonesia) yang kita tetapkan,” katanya.
Sementara itu, pemerintah belum mengambil keputusan terkait kemungkinan impor bahan bakar minyak (BBM) dari AS.
Menurut Yuliot, saat ini fokus pemerintah adalah meningkatkan produksi BBM dalam negeri melalui optimalisasi kilang nasional.
Dengan selesainya program peningkatan kapasitas dan modernisasi kilang, pemerintah menargetkan kebutuhan BBM nasional dapat dipenuhi dari produksi domestik, tanpa ketergantungan pada impor.
Saat ditanya mengenai potensi impor LNG dari Amerika Serikat, Yuliot menyatakan hal tersebut tetap terbuka.
“LNG termasuk yang akan diimpor dari AS,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah merencanakan pembelian energi dari AS senilai 15,5 miliar dolar AS.
Rencana ini merupakan bagian dari strategi untuk memperbaiki keseimbangan perdagangan bilateral.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia turut menegaskan bahwa meskipun neraca perdagangan Indonesia secara resmi tercatat surplus sebesar 14,5 miliar dolar AS menurut Badan Pusat Statistik (BPS), catatan pemerintah AS menunjukkan angka yang lebih tinggi.