- tvOnenews/Abdul Gani Siregar
Rp150 Triliun Terbang ke Luar Negeri, Indonesia Rugi Besar dari Sektor Kesehatan
Jakarta, tvOnenews.com – Indonesia mengalami kerugian besar dalam sektor kesehatan. Setiap tahun, sekitar Rp150 triliun devisa mengalir ke luar negeri hanya karena jutaan warga negara Indonesia memilih berobat di luar negeri.
Data ini diungkap langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir, yang menyebut sekitar 2 juta orang Indonesia per tahun melakukan perjalanan medis ke negara lain.
“Ini angka yang sangat besar dan terus berulang setiap tahun. Sektor kesehatan kita justru menghidupi rumah sakit asing,” ujar Erick dalam keterangan resminya.
Negara tujuan favorit wisata medis warga Indonesia antara lain Malaysia, Singapura, hingga Jepang dan Jerman. Ketimpangan fasilitas, kepercayaan terhadap kualitas medis luar negeri, serta minimnya RS internasional di Tanah Air menjadi alasan utama.
Indonesia Kehilangan Lebih dari Sekadar Uang
Tak hanya kerugian ekonomi, devisa yang keluar juga menunjukkan potret lemahnya kedaulatan layanan kesehatan nasional. Tenaga medis unggulan kehilangan kesempatan untuk berkembang, rumah sakit dalam negeri tertinggal, dan masyarakat kelas menengah atas makin tergantung pada sistem kesehatan luar negeri.
“Ketergantungan ini adalah kerugian jangka panjang yang tidak boleh dibiarkan,” kata seorang analis ekonomi kesehatan.
KEK Sanur Diresmikan, Prabowo Ingin Akhiri Ketergantungan
Sebagai langkah strategis, Presiden Prabowo Subianto meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali International Hospital pada Rabu (25/6/2025). Fasilitas ini digagas sebagai solusi untuk menahan devisa dan menghadirkan pelayanan kesehatan kelas dunia di dalam negeri.
“Dengan inisiatif ini, kita bisa memberi pelayanan yang tidak kalah dengan yang terbaik di dunia,” kata Prabowo dalam peresmian yang disiarkan virtual.
Bali International Hospital, hasil kolaborasi BUMN dengan mitra global, diharapkan menjadi simbol transformasi sistem kesehatan nasional. KEK Sanur juga membuka peluang Indonesia menjadi destinasi wisata medis, bukan hanya untuk warganya sendiri, tapi juga untuk pasar internasional.
Langkah Nyata atau Sekadar Seremonial?
Meski KEK Sanur menuai pujian, tantangan tak sedikit. Perlu penguatan sistem rujukan, jaminan mutu layanan, peningkatan SDM kesehatan, serta skema pembiayaan yang inklusif agar rumah sakit bertaraf internasional tidak hanya bisa diakses kalangan elit.