news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Gedung Bank Indonesia.
Sumber :
  • dok. Bank Indonesia

BI Tahan Suku Bunga Acuan di 5,5 Persen, Ini Strategi Bank Indonesia di Tengah Ketidakpastian Dunia?

Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan mempertimbangkan terkendalinya proyeksi inflasi tahun 2025 dan 2026 yang masih dalam target 2,5 persen plus minus 1 persen.
Rabu, 18 Juni 2025 - 16:28 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 5,50 persen.

Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan terkendalinya proyeksi inflasi pada tahun 2025 dan 2026 yang masih berada dalam target 2,5 persen plus minus 1 persen.

Selain menjaga stabilitas harga, keputusan ini juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah yang tetap sesuai dengan fundamental ekonomi. Langkah tersebut menjadi penting di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

BI juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara stabilitas dan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai dengan sasarannya dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2025 di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Dalam RDG tersebut, BI juga memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga Deposit Facility di level 4,75 persen serta suku bunga Lending Facility sebesar 6,25 persen.

Perry menyampaikan, kebijakan makroprudensial yang bersifat akomodatif akan terus diperkuat guna menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Strategi ini antara lain bertujuan mendorong penyaluran kredit dan memperluas fleksibilitas likuiditas di sektor perbankan.

Di sisi sistem pembayaran, BI terus mengarahkan kebijakan untuk mendukung aktivitas ekonomi, termasuk lewat perluasan penerimaan transaksi digital, penguatan infrastruktur, dan konsolidasi industri sistem pembayaran.

Kombinasi kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran itu disusun untuk memperkuat stabilitas dan menopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. BI juga mengambil sejumlah langkah konkret untuk memperkuat bauran kebijakan tersebut.

Salah satu fokus utama adalah penguatan stabilisasi rupiah yang dilakukan melalui intervensi transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri serta transaksi spot dan Domestic NDF (DNDF) di pasar dalam negeri.

“Strategi ini disertai dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk menjaga stabilitas pasar keuangan,” tutur Perry.

BI juga memperdalam strategi operasi moneter berbasis pasar (pro-market) untuk meningkatkan efektivitas transmisi penurunan suku bunga. Ini mencakup upaya menjaga likuiditas, memperkuat pasar uang dan valuta asing, serta menarik aliran modal asing.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral