- Antara
Guncangan Timur Tengah! Harga Minyak Melonjak, IHSG Terancam Terkoreksi Tajam
Jakarta, tvOnenews.com – Ketegangan geopolitik yang memanas di Timur Tengah kembali mengguncang pasar keuangan global. Imbasnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menilai IHSG berpeluang menguji level teknikal penting, yakni Moving Average 200 hari (MA200) di area 7.132, bahkan bisa merosot ke support kritis di 7.100.
“Tekanan eksternal jadi sorotan utama minggu ini, khususnya dari konflik Timur Tengah dan arah kebijakan suku bunga global,” jelas Ratna di Jakarta, Senin (16/6).
Serangan Balasan Israel-Iran Bikin Harga Minyak Melejit
Konflik bersenjata antara Israel dan Iran pada Jumat (13/6) menjadi pemicu utama kepanikan pasar. Harga minyak mentah langsung melonjak hampir 7% dalam sehari karena kekhawatiran terhadap suplai energi dari kawasan Teluk yang krusial bagi pasokan global.
Lonjakan harga energi itu memicu ketakutan akan inflasi baru, dan mendorong naiknya imbal hasil obligasi AS (US Treasury 10 tahun) sebesar 5 basis poin ke level 4,41%.
Bursa Global Kompak Tertekan
Pasar saham global bereaksi negatif. Wall Street mencatatkan koreksi signifikan:
-
Dow Jones ambles 769,83 poin (-1,79%) ke 42.197,79
-
S&P 500 turun 1,13% ke 5.976,97
-
Nasdaq Composite melemah 1,30% ke 19.406,83
Bursa Eropa pun tak luput dari tekanan:
-
FTSE 100 Inggris: -0,39%
-
Euro Stoxx 50: -1,31%
-
DAX Jerman: -1,07%
-
CAC 40 Prancis: -1,04%
Pelaku Pasar Waspadai Putusan Bank Sentral Dunia
Selain konflik Timur Tengah, investor juga mencermati sejumlah kebijakan moneter bank sentral besar dunia. Minggu ini, perhatian akan tertuju ke:
-
The Fed (AS)
-
People’s Bank of China (PBoC)
-
Bank of Japan (BoJ)
-
Bank of England (BoE)
-
Bank Indonesia (BI)
Mayoritas analis memperkirakan suku bunga akan tetap, tapi nada kebijakan hawkish tetap menjadi perhatian utama pelaku pasar.
Bank sentral dari Swiss, Swedia, Norwegia, Brasil, Turki, Filipina, hingga Taiwan juga masuk dalam radar pelaku pasar pekan ini.
G7 dan Ancaman Tarif Dagang Baru
Tak kalah penting, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang berlangsung pada 15–17 Juni 2025 di Kanada, berpotensi menjadi panggung tarik-ulur arah perdagangan global. Apalagi, masa tenggang 90 hari terkait tarif dagang era Trump akan berakhir 8 Juli mendatang.