- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
WTO Diambang Reformasi, Indonesia Siap Jadi Motor Perubahan di Forum Perdagangan Dunia
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia bersama 31 negara utama tengah membahas langkah besar reformasi Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).
Diskusi strategis ini berlangsung dalam forum Informal Gathering of WTO Trade Minister di sela Pertemuan Tingkat Menteri OECD 2025 di Paris, Prancis.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Indonesia turut berperan aktif dalam pembahasan tersebut dan telah mengadakan pertemuan dengan Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala.
“Dibahas bersama 31 negara kunci, yaitu bagaimana WTO bisa direformasi,” kata Airlangga saat konferensi pers secara daring, dikutip Kamis (5/6/2025).
Menurutnya, negara-negara anggota WTO menyadari adanya permasalahan mendasar dalam menjaga stabilitas perdagangan global. Padahal, sejak berdiri pada 1995, WTO telah berkontribusi besar terhadap perdagangan dunia.
“Sejak berdiri pada 1995, WTO relatif berhasil meningkatkan perdagangan global dan terjadi penurunan tarif serta berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan, maupun penciptaan lapangan kerja,” tegas dia.
Namun, saat ini WTO dinilai semakin terbatas perannya akibat regulasi yang usang dan tidak relevan, menguatnya unilateralisme seperti tarif resiprokal tinggi dari Amerika Serikat, serta mekanisme penyelesaian sengketa yang tak lagi efektif.
“Nah tentu ini membuat peran WTO semakin terbatas,” ujar Airlangga.
Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, menilai Indonesia memiliki posisi strategis dalam upaya reformasi. Sebagai negara besar di Asia Tenggara, Indonesia dinilai mewakili kepentingan negara berkembang secara inklusif.
“Indonesia mendorong reformasi WTO dan Indonesia menjanjikan nanti dalam Pertemuan Tingkat Menteri ke-14 di Kamerun, WTO wajib mencapai hasil yang lebih baik dan tentu Indonesia akan menugaskan Dubes Indonesia di WTO untuk membuat persiapan berkait dengan rencana tersebut,” tutur Airlangga.
WTO merupakan satu-satunya organisasi perdagangan internasional yang berfungsi sebagai forum perundingan perjanjian dagang serta memiliki mekanisme penyelesaian sengketa. Saat ini, WTO memiliki 166 anggota, dengan tiga perempat di antaranya merupakan negara berkembang.
Keanggotaan Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia. Selama ini, Indonesia telah memperoleh banyak manfaat dari WTO, mulai dari penerapan prinsip National Treatment, Most Favoured Nations (MFN), Special and Differential Treatment (SDT), hingga program peningkatan kapasitas dagang. (agr/nba)