news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi IHSG..
Sumber :
  • Antara

IHSG Diterpa Angin Lesu! Neraca Dagang Anjlok, China-AS Panas Lagi, Pasar Siap Siaga!

IHSG dibuka melemah ke 7.036, neraca dagang jeblok, China-AS kembali tegang. Pasar bersiap hadapi guncangan domestik dan global. Simak ulasan lengkapnya!
Selasa, 3 Juni 2025 - 12:15 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Bursa saham Indonesia mengawali pekan ini dengan langkah ragu pada hari ini, Selasa (3/62025).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak tak bertenaga, dibuka turun tajam 28,94 poin ke level 7.036,13, seiring tekanan dari dalam dan luar negeri yang kian menggumpal. Pasar waspada, investor siaga, karena badai ekonomi bisa saja datang dari dua arah sekaligus: domestik dan global.

Domestik Tak Lagi Bersahabat: Neraca Dagang Nyaris Nol!

Sinyal perlambatan ekonomi mulai muncul di dalam negeri. Data neraca perdagangan April 2025 mencatat surplus hanya 0,15 miliar dolar AS, anjlok drastis dari 4,33 miliar dolar AS di Maret. Penyebabnya? Lonjakan impor yang mengalahkan pertumbuhan ekspor. Jika ini berlanjut, sektor perdagangan bisa jadi titik rawan dalam pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II.

Inflasi pun tak kalah mengejutkan. Inflasi IHK Mei 2025 melandai ke 1,6% yoy, disertai deflasi 0,37% mtm — sebuah pergeseran tajam dari inflasi bulan sebelumnya. Angka ini bisa jadi pertanda daya beli masyarakat menurun, atau justru sinyal tekanan dari sisi konsumsi.

Namun, pemerintah tak tinggal diam. Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap menggelontorkan lima stimulus fiskal senilai Rp24,44 triliun untuk menopang ekonomi. Dana ini akan mengalir ke berbagai sektor — dari guru honorer hingga buruh. Tapi pertanyaan besarnya: Cukupkah itu menahan guncangan dari luar?

Global Memanas: China-AS Panas Lagi, Pasar Menggigil

Dari luar negeri, awan hitam kembali menggantung di langit pasar global. Perang dagang Amerika Serikat dan China kembali panas setelah Washington menuduh Beijing melanggar perjanjian dagang. Beijing tak tinggal diam, balik menuding AS gagal menjalankan komitmennya. Padahal, kedua negara baru saja menyepakati penangguhan tarif selama 90 hari di Jenewa.

Ketegangan ini membuat negosiasi dua raksasa ekonomi dunia itu kembali buntu. Investor global pun langsung bersiap dengan mode defensif, sebab dampaknya bisa menjalar ke mata uang, komoditas, hingga arus investasi.

Data Ekonomi Dunia Siap Dirilis, Pasar Tunggu Kejutan

  • AS akan merilis data JOLTs Job Openings untuk April, dengan proyeksi turun menjadi 7,10 juta dari 7,19 juta di Maret. Angka ini bisa memberi sinyal ke Federal Reserve soal kekuatan pasar tenaga kerja.

  • Di Eropa, inflasi Mei diperkirakan turun ke 2% yoy, membuka peluang ECB menurunkan suku bunga dari 2,4% ke 2,15% pada pertemuan 5 Juni mendatang.

Wall Street dan Asia Masih Tersenyum — Tapi Sampai Kapan?

Sementara IHSG lesu, bursa Wall Street justru menghijau.

  • S&P 500 naik 0,41%

  • Nasdaq melonjak 0,67%

  • Dow Jones bertambah 0,08%

Bursa Asia pun bergerak positif:

  • Nikkei: +0,17%

  • Shanghai: +0,16%

  • Hang Seng: +1,32%

  • Straits Times: nyaris datar, +0,01%

Namun, euforia ini belum tentu bertahan. Jika ketegangan dagang China-AS berlanjut, sentimen negatif bisa menyebar ke Asia — termasuk ke Indonesia.

Arah IHSG: Uji Nyali di Level 7.000

Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memproyeksikan IHSG bakal menguji level psikologis 7.000, bahkan bisa menutup gap di 6.987 jika tekanan berlanjut. Pergerakan mendatar atau koreksi teknikal sangat mungkin terjadi, mengingat pasar kini berada dalam zona “wait and see”.

IHSG sedang di persimpangan. Stimulus dalam negeri bisa jadi bantalan sementara, tapi gejolak global seperti perang dagang dan data ekonomi luar negeri akan tetap menjadi hantu besar bagi pasar.

Investor disarankan untuk tetap waspada, perhatikan saham-saham berfundamental kuat, dan hindari keputusan spekulatif. Pasar tak sedang ramah — dan gelombangnya bisa datang tanpa peringatan. (ant/nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral