- Istimewa
Vale Gandeng PAMA untuk Garap Blok Pomalaa, INCO Mau Genjot Tambang Nikel dengan Anak UNTR saat Produksi Turun
Jakarta, tvOnenews.com – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) selaku bagian dari holding pertambangan BUMN MIND ID, resmi menggandeng PT Pamapersada Nusantara (PAMA) sebagai mitra kerja dalam proyek tambang nikel.
Penandatanganan kerja sama yang dilakukan pada 28 Mei 2025 menjadi langkah strategis dalam penguatan operasi Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara.
Blok Pomalaa sendiri merupakan wilayah konsesi nikel milik Vale yang tengah dipacu untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik nasional.
Dengan menggandeng kontraktor besar seperti PAMA, Vale ingin mempercepat proses pengupasan tanah, pengangkutan, dan pembangunan infrastruktur tambang.
“Cakupan pekerjaan dari perjanjian tersebut meliputi jasa pengupasan lapisan tanah, jasa penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur yang terkait dengan jasa pertambangan," kata Corporate Secretary INCO Wiwik Wahyuni, dalam keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (30/5/2025).
Wiwik juga menyampaikan, kemitraan ini mempertegas arah ekspansi Vale Indonesia yang semakin agresif membangun kolaborasi dengan kontraktor nasional, demi mendukung peningkatan kapasitas produksi nikel.
"Kontrak jasa pertambangan ini adalah bagian dari operasi pertambangan di Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara," tutupnya.
Nilai Kontrak Tak Disebutkan
PT Pamapersada Nusantara sendiri merupakan anak usaha dari PT United Tractors Tbk (UNTR) serta bagian dari Grup Astra.
PAMA adalah salah satu kontraktor tambang terbesar di Indonesia, dengan volume produksi overburden (OB) mencapai 1,217 miliar bcm sepanjang 2024.
Namun, nilai kontrak antara INCO dan PAMA kali ini tidak diungkap ke publik.
Hal ini tentu berbeda dengan kontrak Vale sebelumnya bersama PT Petrosea Tbk (PTRO) di Blok Pomalaa yang diumumkan senilai Rp2,8 triliun hingga Juli 2026.
Sebelumnya, Vale yang sejatinya merupakan perusahaan tambang asal Brasil itu telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Petrosea Tbk untuk pengerjaan tambang nikel di Blok Bahodopi 2 dan 3, Morowali, Sulawesi Tengah.
Dalam proyek tersebut, Petrosea akan menangani jasa pengupasan tanah penutup, penambangan serta pengangkutan bijih nikel, termasuk pembangunan infrastruktur tambang.
Nilai kontrak kerja sama tersebut mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun, dengan durasi proyek selama 10 tahun.