news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar

Bahlil Genjot Penambahan Pembangkit Listrik 69,5 GW dalam RUPTL Baru, Sebanyak 61 Persen dari EBT

Pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
Senin, 26 Mei 2025 - 16:53 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menetapkan target ambisius dalam sektor ketenagalistrikan nasional.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW).

Hal ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mengantisipasi kebutuhan listrik nasional di masa depan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi dan transformasi energi.

“Kita membutuhkan 69,5 GW listrik mulai tahun 2025–2034,” ujar Bahlil saat memaparkan rencana RUPTL terbaru di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5).

Penambahan kapasitas ini didesain untuk mempercepat peralihan menuju energi bersih melalui bauran energi yang lebih ramah lingkungan.

Pemerintah menekankan komitmen kuat terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Sebanyak 76 persen dari total kapasitas pembangkit baru ditargetkan berasal dari sumber energi terbarukan, sesuai dengan arah kebijakan transisi energi nasional.

“Sekitar 42,6 GW adalah EBT dan 10,3 GW adalah storage,” kata Bahlil.

Jika dirinci, dari total penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW, sebanyak 61 persen akan berasal dari pembangkit EBT.

Sementara itu, 15 persen berasal dari teknologi penyimpanan energi (storage), dan sisanya sebesar 24 persen atau 16,6 GW berasal dari pembangkit berbasis energi fosil seperti gas alam dan batu bara.

Adapun kontribusi masing-masing pembangkit EBT terdiri atas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 17,1 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 11,7 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 7,2 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 5,2 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi (PLTBio) 0,9 GW, serta Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebesar 0,5 GW.

Dari rincian tersebut, PLTS menjadi sumber EBT yang paling dominan dalam tambahan pembangkit RUPTL 2025–2034.

Bahlil menjelaskan, implementasi program ini akan dilaksanakan secara bertahap dalam dua periode.

“Lima tahun pertama totalnya 27,9 GW, dan lima tahun kedua 41,6 GW,” ucapnya.

Menurutnya, proyeksi tambahan kapasitas listrik ini telah mempertimbangkan estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 8 persen dalam jangka menengah hingga panjang.

Sebelumnya, Bahlil juga menyampaikan bahwa pemerintah tengah mencari titik keseimbangan antara upaya menurunkan emisi karbon dengan kemampuan dan kondisi riil Indonesia di sektor energi.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral