- tvOnenews.com/Yanri Subekti
IFESDC 2025 di Markas Bank Dunia: Indonesia Tegaskan Kepemimpinan Global dalam Ekonomi Syariah untuk Pembangunan Berkelanjutan
Washington, D.C., tvOnenews.com - Indonesia kembali menorehkan peran strategis dalam kancah global melalui penyelenggaraan International Islamic Economics and Finance Conference for Sustainable Development (IFESDC 2025) yang berlangsung selama dua hari di kantor pusat Bank Dunia, Washington D.C., 21–22 Mei 2025.
Konferensi prestisius ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari 11 negara lintas benua, mulai dari Amerika Serikat, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Arab Saudi. IFESDC 2025 mengusung tema besar: “Mengentaskan Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan untuk Pembangunan Berkelanjutan.”
Konferensi ini diselenggarakan oleh Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) bersama Universitas Tazkia dan Sakinah Finance, serta didukung oleh Kantor Direktur Eksekutif Asia Tenggara di Bank Dunia (EDS16).
Forum ini menjadi bukti nyata bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki kontribusi signifikan dalam mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, dan krisis iklim.
Menteri Keuangan dan Menteri Agama RI Sampaikan Pidato Kunci
Dalam pidato video yang mengawali konferensi, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, menekankan bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran dan tanggung jawab untuk menjadi bagian dari solusi global.
“Gerakan ekonomi syariah harus hadir dalam menjawab kesulitan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dalam mencapai tujuan pembangunan,” ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan inklusif dan nilai-nilai etika dalam pembangunan. Ia juga menegaskan kesiapan Indonesia membagikan praktik baik dalam moderasi beragama dan pemberdayaan ekonomi melalui instrumen seperti zakat, wakaf, dan microfinance syariah.
Ragam Topik dan Kolaborasi Internasional
Berbagai sesi panel mendiskusikan tema inovatif seperti integrasi zakat dan wakaf dalam sistem pembangunan, pengembangan industri halal, keuangan sosial syariah, serta inklusi keuangan untuk kelompok rentan.
Sejumlah tokoh internasional turut hadir, seperti Hiba Ahmed (mantan Dirjen Islamic Solidarity Fund for Development), Thaweelap Rittapirom (Islamic Bank of Thailand), dan Monem Salam (Saturna Capital). Dari Indonesia, hadir antara lain perwakilan PT PNM, BankNano, PT Transjakarta, dan Ancol, yang memaparkan peran ekonomi syariah dalam sektor publik dan swasta.