news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

ILUSTRASI - Ojol.
Sumber :
  • Fauzan-Antara

500 Ribu Ojol Akan Demo-Matikan Aplikasi Besar-besaran Besok, Tolak Potongan 70 Persen

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengatakan, aksi ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, melainkan secara nasional. 
Senin, 19 Mei 2025 - 08:58 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Sekitar 500 ribu pengemudi ojek online (ojol) akan mematikan aplikasi (off bid) dan menggelar demo besar-besaran pada Selasa (20/5/2025).

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengatakan, aksi ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, melainkan secara nasional. 

"SPAI menyerukan pengemudi ojol, taksol, dan kurir melakukan aksi off bid massal (matikan aplikasi) satu Indonesia di mana pun perusahaan platform beroperasi," kata Lily dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025). 

"Dan kami akan turun ke jalan pada tanggal 20 Mei nanti bersama dengan serikat pekerja dan komunitas pengemudi ojol, taksol, dan kurir," lanjutnya.

Menurut Lily, aksi para ojol ini merupakan bentuk protes atas kondisi kerja yang dinilai tidak layak. Pengemudi terus diperas lewat sistem potongan mencapai 70 persen dari total biaya yang dibayarkan pelanggan. 

"Pengemudi hanya mendapatkan upah sebesar Rp 5.200 dari hasil kerjanya mengantarkan makanan. Padahal pelanggan membayar ke platform sebesar Rp 18.000. Dari sini jelas terlihat platform mendapat keuntungan dengan cara memeras keringat pengemudi ojol," ujar Lily. 

"Maka kami mendukung tuntutan potongan 10 persen dan bahkan kami menuntut potongan platform dihapuskan. Selain itu, harus ada kejelasan tarif penumpang, barang, dan makanan yang setara dan adil," sambungnya.

SPAI juga menolak skema prioritas order yang hanya diberikan kepada pengemudi tertentu. Lily menyebut skema seperti GrabBike Hemat, slot, aceng (argo goceng) di Gojek, hub di ShopeeFood, serta sistem prioritas di Maxim, Lalamove, InDrive, Deliveree, dan Borzo sebagai bentuk diskriminasi. 

SPAI menuntut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyusun aturan untuk pengemudi ojol. Regulasi ini diharapkan masuk dalam pembahasan RUU Ketenagakerjaan yang telah masuk Prolegnas.

Sebelumnya, Koalisi Ojol Nasional (KON) menegaskan tidak akan tergabung dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Pendiri KON, Rahman Thohir menjelaskan bahwa pihaknya lebih memilih mengambil sikap untuk tetap 'mengaspal' pada Selasa besok daripada harus melakukan demonstrasi.

"Kami yang tergabung dalam Koalisi Ojol Nasional atau KON tidak ikut ambil bagian dari aksi nanti di tangggal 20 Mei 2025 hari Selasa nanti. Sikap kami dengan wacana offbid adalah tidak setuju," ucap Rahman saat dihubungi tvOnenews.com, Minggu (18/5).

Rahman beranggapan bahwa regulasi semestinya diatur oleh pemerintah. Oleh karenanya, Rahman mengaku enggan untuk menuntut aplikator.

"Kami tidak ada upaya megajukan tuntutan kepada pihak aplikator kami lebih lokus kepada Pemerintah atau regulator untuk segera mengeluarkan peraturan atau payung hukum," ungkap Rahman.

Menurutnya, pihaknya lebih mementingkan menjaga keseimbangan ekosistem yang sudah berjalan selama ini.

"Semua perlu dikaji secara logis, sehingga tidak menimbulkan kerugian sebelah pihak yang dapat berimbas kepada ekosistem dalam dunia transportasi online. Yang kita paling sepaham atau se-frame adalah tuntutan payung hukum bagi ojek online," jelas Rahman. (nba)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral