news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Pejalan kaki berjalan melewati layar elektronik yang menampilkan rata-rata saham Nikkei Jepang di Tokyo, Jepang, 15 April 2025..
Sumber :
  • Reuters

Ekonomi Jepang Minus: Tertekan Trump Tariffs, Konsumsi dan Ekspor Melemah

Ekonomi Jepang menyusut 0,7% di kuartal I 2025, lebih dalam dari perkiraan. Konsumsi stagnan, ekspor turun, dan ancaman tarif AS dari Trump membayangi pemulihan.
Jumat, 16 Mei 2025 - 10:55 WIB
Reporter:
Editor :

Tokyo, tvOnenews.com – Ekonomi Jepang menyusut untuk pertama kalinya dalam satu tahun pada kuartal Maret, mencatat kontraksi tahunan sebesar 0,7%, jauh lebih dalam dari ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan penurunan 0,2%. Penurunan ini menandai rapuhnya pemulihan Jepang yang kini terancam kebijakan tarif proteksionis dari Presiden AS, Donald Trump.

Stagnasi konsumsi rumah tangga, yang menyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB), serta penurunan ekspor, menjadi faktor utama penyusutan ekonomi. Bahkan sebelum pengumuman tarif “resiprokal” AS pada 2 April, permintaan eksternal sudah melemah.

“Ekonomi Jepang sangat rentan terhadap guncangan seperti tarif dari Trump,” ujar Yoshiki Shinke, ekonom senior di Dai-ichi Life Research Institute. Ia memperkirakan tekanan ini dapat memicu desakan untuk stimulus fiskal baru, atau setidaknya pemangkasan pajak.

Sorotan Data Ekonomi Jepang Q1 2025:

  • PDB tahunan: -0,7% (vs ekspektasi -0,2%)

  • PDB kuartal-ke-kuartal: -0,2%

  • Konsumsi rumah tangga: stagnan (vs ekspektasi +0,1%)

  • Belanja modal: +1,4% (vs ekspektasi +0,8%)

  • Ekspor: -0,6%

  • Impor: +2,9%

  • Kontribusi permintaan eksternal terhadap PDB: -0,8 poin

  • Kontribusi permintaan domestik: +0,7 poin

Ekonom Takeshi Minami dari Norinchukin Research Institute menilai peningkatan belanja modal kemungkinan besar disebabkan oleh langkah antisipatif pelaku usaha terhadap dampak tarif AS. Namun, jika tekanan tarif meningkat, ekonomi berpotensi kontraksi kembali di kuartal kedua.

Di sisi kebijakan moneter, Bank of Japan (BOJ) berada dalam posisi sulit. Setelah menaikkan suku bunga ke 0,5% pada Januari, bank sentral itu sebelumnya mengisyaratkan potensi kenaikan lanjutan. Namun, revisi tajam terhadap proyeksi pertumbuhan pada rapat kebijakan awal Mei menunjukkan kekhawatiran atas risiko perlambatan global akibat tarif. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral