- Kementerian ESDM
Bahlil Desak KKKS Percepat Eksploitasi Migas, Eni asal Italia Diminta Kebut Blok North Ganal untuk Kejar Target APBN
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong percepatan eksploitasi oleh perusahaan minyak dan gas, khususnya kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), untuk mendukung capaian target produksi migas nasional yang ditetapkan dalam APBN 2025.
Salah satunya adalah Eni, perusahaan migas asal Italia, yang didesak Bahlil agar kegiatan eksploitasi di sumur yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi bisa dipercepat.
"Salah satu contohnya adalah Eni. Kalau jadi 2029 rencana proyeknya selesai, tapi kita minta dimajukan menjadi tahun 2028,” kata Bahlil saat meninjau Fasilitas Penerimaan Darat (Onshore Receiving Facility/ORF) Jangkrik di Handil Baru, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis (1/5/2025).
“Percepatan ini untuk membantu meningkatkan jumlah lifting migas kita,” jelasnya.
Menurut Bahlil, percepatan ini penting karena Eni diperkirakan akan menyumbang tambahan produksi sebesar 1.500 juta metrik standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas dan 90.000 barel setara minyak per hari (BOEPD) dari sumur-sumur baru.
Saat ini, Eni tengah mempersiapkan pembangunan infrastruktur untuk mengelola Blok North Ganal yang berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas Pantai Samboja yang dijadwalkan mulai pada 2025.
Pekerjaan ini dilakukan setelah rencana pengembangan lapangan (POD) disetujui oleh SKK Migas pada 17 Agustus 2024.
Penemuan cadangan gas besar di Blok North Ganal menempatkan Eni di jajaran perusahaan penghasil gas utama dunia, dengan potensi mencapai 5 triliun kaki kubik (TCF).
Saat ini, Eni telah mengoperasikan Lapangan Jangkrik dan Merakes di wilayah Selat Makassar, dengan total produksi sekitar 80.000 barel setara minyak per hari.
Sesuai dengan ketentuan APBN 2025, target nasional lifting migas adalah 605.000 barel minyak per hari (BOPD) dan 1,01 juta BOEPD untuk gas. Namun, realisasi lifting minyak saat ini masih di angka 580.000 BOPD.
Sementara itu, konsumsi minyak nasional mencapai 1,5 juta BOPD, sehingga terjadi defisit hampir 1 juta BOPD.
Dalam kunjungan kerjanya, Menteri Bahlil juga didampingi Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri, serta Gubernur Kalimantan Timur Rudi Mas’ud.
Rombongan turut meninjau South Processing Unit (SPU) yang dikelola Pertamina Hulu Mahakam (PHM).