- Sekretariat Presiden
LG Tidak Mundur! Tapi Didepak Bahlil dari Proyek Baterai EV Ratusan Triliun Rupiah, Rosan Blak-blakan Ungkap Alasanya: Kami yang Memutus
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah meluruskan kabar soal mundurnya LG Energy Solution dari proyek besar pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia senilai US$ 9,8 miliar atau setara Rp165,3 triliun.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menegaskan, konsorsium perusahaan asal Korea Selatan itu tidak menarik investasi.
Ia menyampaikan, keterlibatan LG dalam proyek ini telah berjalan sejak 2020, yang saat itu mencakup rencana pembentukan empat perusahaan patungan (joint venture/JV) di berbagai tahap rantai pasok baterai listrik.
Beberapa tahapan kerja sama mencakup sektor tambang nikel, prekursor, katoda, anoda, pembuatan sel baterai, hingga daur ulangnya.
Sejauh ini, LG telah menyelesaikan keterlibatannya di salah satu dari empat proyek bersama, dengan nilai investasi yang sudah terealisasi sebesar US$1,1 miliar.
"Jadi, terdapat 4 JV dan mereka sudah groundbreaking dan sudah selesai di JV nomor 4. Memang berita yang kemarin mereka mundur itu bukan mundur semuanya, nggak. Mereka sudah selesai di JV nomor 4 senilai 1,1 miliar dolar," kata Rosan di Kantor Presiden, dikutip Kamis (24/4/2025).
Rosan juga mengungkapkan bahwa keputusan untuk tidak melanjutkan kerja sama lebih jauh justru berasal dari pemerintah Indonesia, bukan LG.
Mantan Ketua Umum Kadin Indonesia itu membeberkan bahwa langkah pemutusan hubungan kerja sama dengan Konsorsium Korsel itu diambil untuk mempercepat pelaksanaan proyek yang terlalu lama terhambat di tahap negosiasi.
"Proyek ini disebut sebagai grand package yang sudah mulai disepakati sejak tahun 2020. Dalam proyek ini, JV pertama terkait coal mining melibatkan Aneka Tambang sebagai mayoritas, bersama konsorsium, LG, Hyundai, dan lainnya. Kemudian ada JV kedua, ketiga (katoda), dan JV keempat (sel baterai) yang saat ini sudah berjalan," ungkapnya.
Lebih jelas, Rosan menyebut keputusan tersebut adalah berkat campur tangan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
"Pak Bahlil sudah menyampaikan. Mungkin saya ingin tambahkan tadi dikatakan bahwa dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya kami yang memutus," ujar Rosan.
- tvonenews.com/Abdul Gani Siregar