news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Harga Minyak Dunia.
Sumber :
  • Antara

Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Pasar Global Bernapas Lega Setelah Trump Longgarkan Tarif

Harga minyak global naik tipis setelah Trump longgarkan tarif China, pasar berharap stabilitas di tengah kekhawatiran resesi dan kelebihan pasokan.
Selasa, 15 April 2025 - 11:40 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Harga minyak dunia mencatatkan kenaikan moderat setelah sebelumnya berada di bawah tekanan akibat kekhawatiran resesi global dan ketidakpastian perdagangan internasional. 

Pasar minyak saat ini berada dalam fase konsolidasi, dengan investor mencermati berbagai indikator ekonomi serta perkembangan geopolitik yang berpotensi mempengaruhi permintaan energi global.

Pergerakan Harga Minyak

Harga minyak Brent pada perdagangan pagi hari tercatat di kisaran US$65,15 per barel, menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di US$64,88. 

Sementara itu, minyak jenis WTI (West Texas Intermediate) juga mengalami kenaikan tipis ke level US$61,79 per barel dari posisi sebelumnya.

Faktor Pendorong Kenaikan

Salah satu faktor utama yang mendukung penguatan harga adalah keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengecualikan sejumlah produk elektronik dari tarif tinggi terhadap China. 

Langkah ini dipandang sebagai sinyal pelonggaran ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yang sebelumnya memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Di sisi lain, data impor dari China menunjukkan bahwa volume pembelian minyak mentah pada Maret 2025 meningkat hampir 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Hal ini mengindikasikan mulai pulihnya permintaan energi dari negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut, setelah sempat melambat selama beberapa bulan akibat tekanan ekonomi domestik dan eksternal.

Tantangan dan Proyeksi ke Depan

Meskipun mengalami penguatan, pasar minyak masih menghadapi tantangan besar. Potensi kelebihan pasokan global dan risiko resesi di sejumlah kawasan tetap menjadi perhatian utama para analis dan pelaku pasar. 

Lembaga keuangan seperti JP Morgan dan Goldman Sachs telah merevisi turun proyeksi harga minyak mereka untuk tahun 2025 dan 2026. Brent diperkirakan akan rata-rata berada di level US$66 per barel tahun ini, dan bisa turun di bawah US$60 menjelang akhir tahun jika kondisi surplus pasokan memburuk.

Kondisi pasar energi yang dinamis ini menempatkan para pelaku industri dan investor pada posisi siaga, terutama menjelang musim panas yang biasanya disertai peningkatan konsumsi energi. 

Keputusan OPEC+, kebijakan moneter negara maju, serta stabilitas politik di kawasan penghasil minyak seperti Timur Tengah juga akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah harga minyak global ke depan. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral