- Surge
Bakal Himpun Dana Rp9,9 Triliun, Emiten Hashim Djojohadikusumo (WIFI) Disuntik Rp4 Triliun oleh Raksasa Telekom Jepang: Bakal Kuasai Jaringan Jawa
Jakarta, tvOnenews.com - Emiten jaringan telekomunikasi PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge menerima pendanaan strategis dari perusahaan telekomunikasi asal Jepang, Nippon Telegraph and Telephone East Corporation (NTT East).
NTT East menyuntikkan modal sebesar Rp4 triliun dengan skema pembelian saham atas anak perusahaan WIFI, yakni PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).
Melalui transaksi ini, NTT East kini memiliki 49 persen saham IJE dan membuktikan bahwa investor asing terhadap potensi pasar jaringan fiber di Indonesia.
“Bergabungnya NTT East dalam jajaran Pemegang Saham IJE akan mendukung operasional Perseroan mengingat NTT East adalah perusahaan Multinasional di bidang Telekomunikasi yang berasal dari Jepang,” kata Direktur WIFI, Shannedy Ong, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Sabtu (12/4/2025).
Sebelumnya, WIFI yang terafiliasi dengan tokoh nasional Hashim S. Djojohadikusumo juga mengumumkan akan menggelar rights issue untuk menghimpun dana segar guna mempercepat pertumbuhan bisnisnya.
WIFI menargetkan penerbitan hingga 2,95 miliar saham baru dengan nilai keseluruhan mencapai sekitar Rp5,9 triliun.
Mengutip Prospektus yang dirilis Kamis (10/4/2025), seluruh dana yang terkumpul akan disalurkan sebagai tambahan modal ke anak usaha perseroan, PT Jaringan Infrastruktur Akses (JIA).
Dana segar itu selanjutnya akan diteruskan ke PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE), yang direncanakan menggunakan sekitar 98,36 persen dari total dana untuk pengembangan jaringan Fiber-to-the-Home (FTTH) sebanyak 4 juta sambungan di Pulau Jawa.
Sedangkan, 1,64 persen sisanya akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan.
Dengan dua sumber pendanaan tersebut, IJE diperkirakan akan mengantongi total dana sekitar Rp9,9 triliun.
Ini memberikan ruang bagi WIFI untuk mengeksekusi pembangunan jaringan FTTH secara organik maupun melalui akuisisi (anorganik).
Peluang ekspansi anorganik memang terbuka lebar, mengingat sejumlah pemain besar tengah mempertimbangkan divestasi aset.
Berdasarkan laporan DealStreetAsia dan Reuters pada September 2024, Link Net (LINK) dan Indosat (ISAT) disebut sedang menjajaki penjualan bisnis fiber optic mereka.
Nilai transaksi diperkirakan mencapai USD 400–500 juta (setara Rp6,6–8,3 triliun) untuk LINK, dan USD 1–2 miliar (Rp16,5–33 triliun) untuk ISAT.