- Dok. FCX
Freeport-McMoRan (FCX) Perkirakan Penjualan Emas di Kuartal Pertama 2025 Turun 3,1 Ton, Penyebabnya Ada di Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Perusahaan raksasa tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoran (FCX), mengumumkan kinerja operasional terbaru di kuartal pertama 2025.
FCX menyampaikan bahwa produksi tembaga dan emas dari operasi global selama kuartal pertama 2025 berjalan sesuai rencana.
Freeport memperkirakan penjualan tembaga konsolidasi pada kuartal pertama 2025 akan sesuai dengan proyeksi Januari 2025, yakni sekitar 850 juta pon.
Namun demikian, penjualan emas FCX diperkirakan turun hingga 100 ribu troy ons (3,11 ton), lebih rendah dari target Januari 2025 yang sebesar 225 ribu troy ons (6,99 ton).
Hal itu disebabkan karena pembatasan ekspor yang berlangsung sejak Desember 2024 dan baru kembali dibuka setelah mendapat persetujuan regulasi pada 17 Maret 2025.
Akibatnya, sebagian produksi emas yang seharusnya dijual pada kuartal pertama 2025 harus ditunda ke periode berikutnya.
Di sisi lain, perkiraan biaya tunai bersih per unit pada kuartal pertama 2025 diproyeksikan sekitar 5% lebih tinggi dari panduan Januari 2025 sebesar $2,05 per pon tembaga.
Hal ini terutama disebabkan oleh penundaan pengiriman emas yang berdampak pada kredit produk sampingan.
"PTFI terus meningkatkan produksi di fasilitas pemurnian logam mulia (PMR) yang baru beroperasi," tulis FCX dalam keterangan resmi di Amerika, dikutip Rabu (2/4/2025).
FCX saat ini tengah meninjau kembali proyeksi penjualan tahunan dalam pembaruan perkiraan kuartalan.
Namun demikian, perusahaan dengan salah satu cadangan emas terbesar di dunia itu tidak mengantisipasi adanya perubahan signifikan terhadap proyeksi tahunan 2025.
Rata-rata harga jual tembaga FCX pada kuartal pertama 2025 diperkirakan sekitar $4,40 per pon, lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata penyelesaian di London Metal Exchange (LME) sebesar $4,24 per pon.
Harga tembaga FCX lebih tinggi karena sekitar sepertiga dari total penjualan didasarkan pada harga di U.S. Commodity Exchange Inc. (COMEX).
Freeport menyampaikan bahwa laporan keuangan kuartal pertama 2025 akan dirilis sebelum pasar dibuka pada Kamis, 24 April 2025.
Kinerja Operasional PT Freeport Indonesia (PTFI)
Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, belum lama ini telah memaparkan kinerja operasional produksi PTFI dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (13/3/2025).
Tony melaporkan, produksi emas PTFI mengalami penurunan bertahap dari 1.967 ribu ons pada 2023 menjadi 1.841 ribu ons atau 56 ton di 2024. Namun, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025, produksi emas tahun ini diproyeksikan turun ke 1.665 ribu ons dan 1.452 ribu ons pada 2026.
Untuk diketahui, bijih yang ditambang oleh PTFI per hari pada 2023 mencapai 201 ribu ton. Namun, kinerja tersebut sedikit turun menjadi 196 ribu ton per hari pada 2024. Ia pun memaparkan bahwa proyeksi RKAB 2025 dan 2026 akan ditingkatkan ke 212 ribu ton dan 217 ribu ton.
"Sebagai informasi bahwa dalam satu bijih itu kandungan tembaganya sekitar satu persen dan emasnya kira-kira satu gram per ton (bijih)," kata Tony Wenas.
Namun, bijih yang ditambang dalam setahun mengalami fluktuasi dari 73,4 juta ton pada 2023 menjadi 71,8 juta ton pada 2024. Tetapi jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi 77,5 juta ton pada 2025 dan 78,9 juta ton pada 2026.
Sementara, produksi konsentrat harian juga mengalami perubahan dengan angka 9,4 ribu ton pada 2023 yang kemudian meningkat menjadi 10 ribu ton di 2024. Namun, proyeksi untuk 2025 dan 2026 bakal menurut menjadi 9 ribu ton dan 8,6 ribu ton.
Produksi konsentrat tahunan pun menunjukkan tren serupa, yakni naik dari 3,456 juta ton pada 2023 menjadi 3,650 juta ton di 2024. Namun, diproyeksi menurun ke 3,289 juta ton pada 2025 dan 3,152 juta ton pada 2026.
Lebih lanjut, dalam laporan yang disampaikan, produksi tembaga pada 2023 tercatat sebesar 1,678 juta pon dan meningkat ke 1,800 juta pon pada 2024.
Namun, RKAB 2025 memprediksi penurunan ke 1,672 juta pon dan RKAB 2026 menjadi 1,581 juta pon. Terakhir, produksi perak PTFI pada 2023 mencapai 6,172 ribu ons dan naik menjadi 6,423 ribu ons pada 2024.
Namun, RKAB Freeport 2025 memperkirakan penurunan ke 5,728 ribu ons, sebelum kembali meningkat ke 6,045 ribu ons pada 2026. (rpi)