- Dok. Chandra Asri
Saham Chandra Asri Milik Prajogo Pangestu Melonjak, Akuisisi Shell Jadi Pemicu?
Jakarta, tvOnenews.com – Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) terus menjadi sorotan setelah akuisisi Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura.
Langkah strategis ini ternyata mendorong pergerakan harga saham TPIA yang kini berada di level IDR 7.200 per lembar, mencerminkan optimisme pasar terhadap ekspansi perusahaan.
Saham TPIA: Fluktuasi dan Prospek Jangka Panjang
Sejak IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 Mei 2008, TPIA telah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, meskipun mengalami volatilitas akibat kondisi pasar global dan harga minyak dunia. Dengan akuisisi aset Shell, investor semakin yakin bahwa Chandra Asri siap menjadi pemain utama dalam industri petrokimia global.
Namun, beberapa analis tetap mewaspadai kemungkinan risiko keuangan yang muncul dari akuisisi ini. Meski ekspansi bisnis dapat meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing, pembiayaan akuisisi dan integrasi operasional akan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.
Saham Barito Pacific dan Glencore: Dampak Akuisisi Shell
Tidak hanya saham Chandra Asri yang terdampak oleh akuisisi ini, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebagai induk usaha Chandra Asri juga mengalami pergerakan positif. BRPT yang memiliki saham mayoritas di TPIA naik 2,5% dalam seminggu terakhir, didorong oleh optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang pasca akuisisi ini.
Sementara itu, Glencore yang turut menjadi mitra dalam akuisisi Shell Energy and Chemicals Park juga diprediksi akan mendapatkan keuntungan dari transaksi ini. Sebagai salah satu raksasa komoditas global, Glencore memiliki kepentingan dalam distribusi dan pengolahan bahan baku petrokimia yang dihasilkan dari fasilitas ini.
Ke depannya, integrasi operasional antara Chandra Asri, Barito Pacific, dan Glencore akan menjadi faktor penentu keberhasilan akuisisi ini dalam memberikan keuntungan bagi para pemegang saham.
Akuisisi Shell: Dorongan Baru atau Risiko Tersembunyi?
Langkah Chandra Asri untuk mengambil alih fasilitas petrokimia di Singapura ini bukan hanya ekspansi bisnis biasa. Dengan menguasai fasilitas pemrosesan minyak mentah berkapasitas 237.000 barel per hari dan Ethylene Cracker sebesar 1,1 juta metrik ton per tahun, Chandra Asri semakin mengukuhkan dirinya dalam rantai pasok global.