

- ANTARA
Daihatsu Dulu Pernah Berjaya, Kini Jadi Bayangan di Bawah Toyota
Di jalanan Asia Tenggara, Daihatsu pernah berjaya. Kendaraan-kendaraan mereka mendominasi segmen mobil kecil dan niaga, dikenal karena kehandalannya dan efisiensi bahan bakarnya.
Banyak keluarga yang mengandalkan Zebra untuk perjalanan sehari-hari, banyak pengusaha kecil yang mempercayakan bisnis mereka pada Gran Max. Namun, kejayaan Daihatsu mulai menghadapi tantangan seiring meningkatnya persaingan di industri otomotif global.
Perusahaan ini tetap bertahan dengan mobil kompak dan kendaraan niaga ringan, tetapi harus menghadapi tekanan besar dari raksasa lain, termasuk Toyota.
Titik Balik: Daihatsu Menjadi Bagian dari Toyota
Pada 1967, Daihatsu menjalin kemitraan dengan Toyota, sebuah langkah yang awalnya dianggap menguntungkan. Namun, perlahan tapi pasti, Daihatsu semakin tergantung pada Toyota. Tahun 1998 menjadi titik kritis ketika Toyota mengambil alih 51% saham Daihatsu, menjadikannya anak perusahaan.
Puncaknya terjadi pada 2016, saat Toyota resmi mengakuisisi 100% saham Daihatsu. Keputusan ini menandai akhir dari kemandirian pabrikan yang pernah menjadi salah satu pemain besar di industri otomotif Jepang.
Kini, Daihatsu tidak lagi beroperasi sebagai merek independen, melainkan sebagai divisi khusus kendaraan kecil dalam grup Toyota.