- Ist
Krisis Air dan Pencemaran Sungai Jadi Ancaman Serius, Banjir akan Terus Mengintai Jakarta dan Bekasi: Ini Upaya Pemerintah!
Selain itu, berkurangnya tutupan lahan memperparah situasi. Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi, tutupan vegetasi hutan hanya tersisa 3,53 persen.
Sementara di DAS Ciliwung, hanya sekitar 10-11 persen kawasan hulu yang masih memiliki vegetasi hutan. Hal ini mengurangi daya serap tanah terhadap air dan meningkatkan risiko banjir di Jakarta dan sekitarnya.
"Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan banjir di Jakarta dan Bekasi semakin besar," ujar Sigit.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan langkah-langkah konkret, seperti peningkatan teknologi pengolahan air, pengelolaan daerah tangkapan air yang lebih baik, serta kampanye kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas air dan lingkungan.
Sigit mencontohkan program perbaikan kualitas air di Sungai Ciliwung yang melibatkan TNI dan masyarakat.
"Kami melakukan patroli bersama, didukung oleh pemerintah daerah untuk membersihkan sampah. Alhamdulillah, progresnya cukup baik," ujarnya.
Lebih lanjut, keterlibatan generasi muda dalam pelestarian lingkungan juga menjadi fokus. "Kami menerjunkan anak-anak muda langsung ke lapangan. Dengan kunjungan ke komunitas lebih sering, mereka bisa mengalami langsung bagaimana menjaga sungai dan mengurangi sampah," tambahnya.
Sementara Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, juga menegaskan bahwa Kementerian PU terus berupaya meningkatkan tampungan air melalui konservasi serta revitalisasi situ, danau, dan air tanah.
"Mudah-mudahan ini bisa membantu memperbaiki kondisi air di Indonesia," katanya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan krisis air di Indonesia dapat diatasi demi keberlanjutan hidup generasi mendatang. (rpi)