

- Ist
Saham SIMP Milik Anthony Salim Anjlok 1,02 Persen, Terpengaruh Isu Akal-akalan MinyaKita?
Jakarta, tvOnenews.com – Saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) anjlok memerah perdagangan hari ini, Senin (17/3), setelah ditutup melemah 1,02 persen atau turun 4 poin ke level Rp388 per saham.
Pergerakan saham SIMP mulanya dibuka pada level Rp394 dan sempat menyentuh harga tertinggi di Rp396 sebelum akhirnya tergelincir ke posisi terendah harian di Rp386.
Sepanjang hari, volume perdagangan tercatat sebesar 2,486 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp968,2 juta dan frekuensi perdagangan sebanyak 346 kali.
Rata-rata harga (average price) perdagangan hari ini berada di angka Rp389,44, sedikit di bawah harga penutupan kemarin (prev) di Rp392. Sementara, kapitalisasi pasar (market cap) SIMP saat ini tercatat sebesar Rp6,015 triliun.
Meski bergerak di zona merah sepanjang hari, saham SIMP menunjukkan aktivitas pasar yang cukup aktif, tercermin dari nilai dan volume transaksi yang relatif stabil.
Namun tekanan jual masih terlihat mendominasi, yang mengindikasikan adanya sentimen negatif dari pelaku pasar terhadap saham sektor agribisnis ini.
Apakah hal ini terkait dengan isu MinyaKita yang menyeret SIMP? Pasalnya, diketahui emiten anak usaha Indofood tersebut diduga turut menjadi salah satu perusahaan yang mengurangi volume minyak goreng MinyaKita yang dijual di pasaran.
Hal itu diketahui setelah sidak yang dilakukan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Satgas Pangan di Pasar Gede Solo pada 11 Maret 2025 lalu.
Bantahan SIMP soal Isu Akal-akalan MinyaKita

- BPMI Setpres/Kementan
Melalui keterangan tertulis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Manajemen PT Salim Ivomas Pratama Tbk menegaskan bahwa mereka selaku produsen minyak goreng, sudah menjalankan kegiatan usaha sesuai persyaratan, peraturan, dan ketentuan yang berlaku.
Sebagai informasi, SIMP merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dikendalikan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Indofood Agri Resources Ltd milik 'Taipan Naga' asal Kudus, Anthony Salim.
Mengutip data BEI, salah satu kursi Komisaris di SIMP diduduki oleh anak Anthony Salim yang bernama Axton Salim.
Terkait isu MinyaKita, SIMP mengklaim bahwa seluruh fasilitas dan proses produksi Perseroan telah sesuai dengan prosedur dan standar keamanan pangan dalam Program Manajemen Risiko (PMR) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).
Salim Ivomas Pratama menyampaikan sejumlah alasan untuk menjawab isu adanya perbedaan takaran sebagaimana yang diberitakan.
Corporate Secretary SIMP Meyke Ayuningrum menyampaikan, banyak faktor yang dapat menyebabkan perbedaan takaran di MinyaKita dalam kemasan yang dijual di pasaran.
Di antaranya adalah bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau bisa juga dari akurasi alat ukur yang digunakan oleh Mentan Amran saat itu.
"Antara lain faktor lingkungan seperti suhu, tekanan, kelembaban, yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran," kata Meyke dikutip Senin (17/3/2025).
"Faktor ketelitian alat ukur, dalam hal kualitas dan kalibrasi alat ukur tidak baik, dapat menyebabkan hasil ukur menjadi tidak akurat," tambahnya.
Laba SIMP Meroket di Tahun 2024
Sepanjang tahun 2024, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan total penjualan sebesar Rp15,968 triliun. Angka ini menunjukkan performa keuangan perusahaan yang stabil di tengah berbagai tantangan industri.
Capaian tersebut juga didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata produk utama. Berdasarkan laporan yang dirilis di BEI akhir Februari lalu, tercatat divisi perkebunan dan Minyak & Lemak Nabati (EOF) mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 10% yoy dan 9% yoy.
Kenaikan ini didorong oleh harga jual produk sawit dan produk EOF yang lebih tinggi, meskipun volume penjualan produk sawit mengalami sedikit penurunan. Sepanjang tahun lalu, produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti mengalami sedikit penurunan sebesar 1% yoy menjadi 2,8 juta ton.
Sementara itu, produksi CPO tetap stabil di angka 706 ribu ton. Di sisi lain, laba bruto SIMP melonjak 44% yoy menjadi Rp4,84 triliun dari Rp3,35 triliun pada tahun sebelumnya. SIMP juga mencatat kenaikan laba usaha sebesar 71% yoy menjadi Rp3,30 triliun sepanjang 2024.
Rasio net gearing Grup SIMP turun menjadi 0,11x pada 31 Desember 2024, lebih rendah dibandingkan 0,16x di periode yang sama tahun sebelumnya. Direktur Utama SIMP Mark Wakeford menegaskan bahwa pencapaian positif ini didorong oleh kenaikan harga komoditas serta langkah-langkah efisiensi dan pengendalian biaya yang dilakukan perusahaan.
Sektor agribisnis sendiri masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk kondisi cuaca yang tidak menentu, fluktuasi harga komoditas, serta ketidakpastian ekonomi global.
“Sektor agribisnis pada FY2024 masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dampak cuaca, volatilitas harga komoditas dan ketidakpastian global. Kami tetap berfokus pada peningkatan kegiatan operasional dan produktivitas, memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang penting, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi serta melakukan praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan," ujarnya dalam laporan resmi.
Hingga akhir 2024, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 110% (yoy) mencapai Rp1,55 triliun. Padahal, pada tahun sebelumnya, laba bersih SIMP hanya mencapai Rp736 miliar.
Melihat capaian tersebut, SIMP memang menunjukkan kinerja yang solid di tengah tantangan industri, mengandalkan strategi efisiensi dan pemanfaatan peluang di pasar. (rpi)