- Ist
Saham SIMP Milik Anthony Salim Anjlok 1,02 Persen, Terpengaruh Isu Akal-akalan MinyaKita?
Terkait isu MinyaKita, SIMP mengklaim bahwa seluruh fasilitas dan proses produksi Perseroan telah sesuai dengan prosedur dan standar keamanan pangan dalam Program Manajemen Risiko (PMR) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).
Salim Ivomas Pratama menyampaikan sejumlah alasan untuk menjawab isu adanya perbedaan takaran sebagaimana yang diberitakan.
Corporate Secretary SIMP Meyke Ayuningrum menyampaikan, banyak faktor yang dapat menyebabkan perbedaan takaran di MinyaKita dalam kemasan yang dijual di pasaran.
Di antaranya adalah bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau bisa juga dari akurasi alat ukur yang digunakan oleh Mentan Amran saat itu.
"Antara lain faktor lingkungan seperti suhu, tekanan, kelembaban, yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran," kata Meyke dikutip Senin (17/3/2025).
"Faktor ketelitian alat ukur, dalam hal kualitas dan kalibrasi alat ukur tidak baik, dapat menyebabkan hasil ukur menjadi tidak akurat," tambahnya.
Laba SIMP Meroket di Tahun 2024
Sepanjang tahun 2024, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan total penjualan sebesar Rp15,968 triliun. Angka ini menunjukkan performa keuangan perusahaan yang stabil di tengah berbagai tantangan industri.
Capaian tersebut juga didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata produk utama. Berdasarkan laporan yang dirilis di BEI akhir Februari lalu, tercatat divisi perkebunan dan Minyak & Lemak Nabati (EOF) mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 10% yoy dan 9% yoy.
Kenaikan ini didorong oleh harga jual produk sawit dan produk EOF yang lebih tinggi, meskipun volume penjualan produk sawit mengalami sedikit penurunan. Sepanjang tahun lalu, produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti mengalami sedikit penurunan sebesar 1% yoy menjadi 2,8 juta ton.
Sementara itu, produksi CPO tetap stabil di angka 706 ribu ton. Di sisi lain, laba bruto SIMP melonjak 44% yoy menjadi Rp4,84 triliun dari Rp3,35 triliun pada tahun sebelumnya. SIMP juga mencatat kenaikan laba usaha sebesar 71% yoy menjadi Rp3,30 triliun sepanjang 2024.
Rasio net gearing Grup SIMP turun menjadi 0,11x pada 31 Desember 2024, lebih rendah dibandingkan 0,16x di periode yang sama tahun sebelumnya. Direktur Utama SIMP Mark Wakeford menegaskan bahwa pencapaian positif ini didorong oleh kenaikan harga komoditas serta langkah-langkah efisiensi dan pengendalian biaya yang dilakukan perusahaan.