news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Presiden Prabowo Subianto, Ray Dalio, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan..
Sumber :
  • Sekretariat Kabinet

Ceramahi Prabowo dan Para Konglomerat, Ray Dalio Blak-Blakan soal Danantara! Masalah Korupsi dan Birokrasi Jadi Sorotan

Bicara soal Danantara, Ray Dalio menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan transparansi, efisiensi, birokrasi yang baik, dan komitmen pada pemberantasan korupsi.
Senin, 10 Maret 2025 - 07:11 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Investor dan pengelola dana investasi internasional asal Amerika Serikat, Ray Dalio, blak-blakan soal masalah korupsi dan birokrasi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Ray Dalio saat memberikan ceramah dan nasihat kritis soal BPI Danantara di hadapan Presiden Prabowo Subianto, para Menteri dan sejumlah pengusaha besar  RI di Istana Kepresidenan, Jumat lalu.

Duduk tepat di samping Presiden, Ray Dalio menegaskan bahwa pengelola dana besar di Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) harus berpegang pada prinsip anti korupsi dan birokrasi yang baik. 

Bos Bridgewater Associates itu menegaskan, Indonesia membutuhkan transparansi, efisiensi, dan komitmen terhadap penanganan korupsi.

Selain itu, birokrasi yang berbelit perlu dipangkas agar investasi bisa berjalan lebih lancar. Jika tidak, hambatan administratif bisa menghambat pertumbuhan dan pengelolaan dana yang optimal.

"Ada tantangan yang harus diatasi dan langkah-langkah ini menunjukkan jenis hambatan tersebut. Contohnya hambatan birokrasi, kemudahan berbisnis dan berwirausaha, pembentukan modal, korupsi, dan banyak lagi," katanya, dikutip Senin (10/3/2025).

Ray Dalio menilai, berbagai tantangan itu harus segera diantisipasi oleh pemerintahan Prabowo yang masih dalam masa transisi, supaya investasi di Danantara bisa berjalan baik.

Bahkan, investor kawakan AS itu juga membandingkan Indonesia dengan negara-negara yang telah sukses menjalani transisi ekonomi, seperti China dan Singapura.

Saat ini, lanjut Dalio, Indonesia berada di titik krusial untuk melakukan lompatan besar dalam pertumbuhan ekonomi. 

Namun demikian, semua itu sangat bergantung pada kepemimpinan yang kuat dan kebijakan yang tepat.

"Pada 1994 saat pemerintahan Deng Xiaoping (China) dan Lee Kuan Yew (Singapura), keduanya adalah pemimpin tangguh. Mereka memiliki kemampuan membawa negara yang memiliki potensi luar biasa, menuju transisi dan menjadikan negaranya menjadi unik," jelasnya.

"Dan saya tahu pentingnya seorang pemimpin dapat mengambil kendali atas situasi selanjutnya dan melakukan reformasi, mampu bersinergi dan memaksimalkan (potensi), dan juga hambatan korupsi yang menghalangi jalan."

"Dan setelah berbicara dengan Presiden Prabowo, saya pikir dia bisa menjadi sosok seperti itu. Itulah alasan yang membawa saya ke sini, di mana saya berkesempatan bertemu Anda," jelasnya.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral