- ANTARA
Kejagung Periksa 9 Orang Lagi Terkait Korupsi Minyak Pertamina, Ada Eks Dirjen Migas yang Ditunjuk Bahlil Jadi Kepala SKK Migas
Jakarta, tvOnenews.com - Kejaksaan Agung melalui Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) kembali memeriksa 9 (sembilan) orang saksi, terkait dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018-2023.
Pemeriksaan 9 saksi ini adalah tindak lanjut dari pengusutan dugaan korupsi besar-besaran yang disinyalir merugikan negara hingga hampir Rp1 kuadriliun dalam lima tahun.
"Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, Kamis (6/3/2025).
Sebelumnya, Kejagung telah menetapkan 9 tersangka yang terdiri dari petinggi Pertamina dan Swasta. Adapun 9 saksi terperiksa kali ini di antaranya adalah sebagai berikut:
- TRI selaku Terminal Manager PT Orbit Terminal Merak.
- DA selaku Kepala Divisi Manajemen Wilayah Kerja dan Strategi Biaya SKK Migas.
- MHN selaku Senior Manager Trafigura Asia Trading Pte. L.Td.
- ADD selaku VP Commercial and Sales PT Kilang Pertamina Internasional.
- DS selaku Direktur Jenderal Migas pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2018.
- ERS selaku VP Retail Fuel Sales PT Pertamina Patra Niaga.
- AAHP selaku VP PTD PT Pertamina Patra Niaga.
- BP selaku Manager Fuel Supply Operation PT Pertamina Patra Niaga.
- AI selaku Manager Product Trading PT Pertamina Patra Niaga.
Ada Orang Lama Migas yang Diperiksa
Inisial satu dari sembilan orang saksi yang diperiksa tersebut tampak tidak asing lagi di sektor Migas.
Ia adalah DS, Dirjen Migas ESDM tahun 2028 yang tak lain adalah Djoko Siswanto.
Pada November 2024 lalu, Djoko Siswanto baru saja dilantik menjadi Kepala SKK Migas oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Namun demikian, Djoko Susanto adalah orang lama yang cukup dekat dengan bisnis perminyakan Tanah Air.
Djoko pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) sejak 2019.
Sebelum menempati jabatan Dirjen Migas pada 2018-2019, dia juga sudah pernah menduduki SKK Migas sebagai deputi pengendalian pengadaan pada 2016 hingga 2018.
Pengalaman Djoko Siswanto di sektor minyak dan gas sangatlah panjang. Dia mengawali karirnya pada tahun 1990 di PT Sarana Putra Makmur sebagai Petroleum Engineer.
Dua tahun kemudian, dia pindah menjadi Direktur Teknik, Ditjen Migas (1992). Tugasnya adalah melakukan inspeksi lapangan kegiatan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan pada kegiatan eksplorasi serta produksi migas, selain itu dia juga membuat plan of development (POD) lapangan migas.
Delapan tahun kemudian atau pada 1999, dia alih posisi menjadi Direktorat Eksplorasi dan Produksi Dirjen Migas. Pada posisi itu, dia memantau produksi migas serta membuat POD lapangan migas.
Pada 2002, dia juga merangkap jabatan fungsional inspektur migas Dirjen Migas. Setahun kemudian pada 2003, dirinya menjadi Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Migas di Sekretariat Direktorat Jenderal Migas.
Setahun kemudian (2004), Djoko Siswanto pindah haluan dari Dirjen Migas ke Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas. Kiprah Djoksis, sapaan akrab Djoko Siswanto, sebagai pengawas industri hilir migas itu pun cukup lama yakni, selama 11 tahun sampai 2015.
Empat tahun pertama di BPH Migas, dia menjabat sebagai anggota Pokja Direktorat BBM.
Sampai pada 2008, dia beralih menjadi Kepala Pokja Tarif, Iuran, Akun Pengaturan dan harga Gas Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, Direktorat Gas Bumi BPH Migas.
Kemudian pada 2010, Djoksis menjadi Pelaksana Harian Direktur Gas Bumi BPH Migas. Sampai periode 2012-2013, pria kelahiran Jakarta 23 Mei 1965 itu menjabat sebagai Direktur BBM BPH Migas.
Lalu pada 2013 sampai 2015, lulusan Teknik Perminyakan ITB itu ditunjuk menjadi Sekretaris BPH Migas.
Terakhir, dia menjadi Direktur Gas bumi pada periode 2014-2015 sebelum akhirnya kembali ke Kementerian ESDM dan menjabat Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas pada 2015.
Kini, dirinya menjadi salah satu saksi yang diperiksa oleh Kejagung terkait korupsi minyak mentah Pertamina. Pengalamannya di sektor Migas dari hulu ke hilir sangat panjang, apakah dirinya ambil peran dalam kasus tersebut? Menarik dinantikan hasil pengusutan Kejagung berikutnya. (rpi)