news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Sugianto Kusuma alias Aguan.
Sumber :
  • ANTARA

Daftar Saham Milik Keluarga Aguan, Mana yang Paling Menguntungkan?

Inilah deretan saham milik Aguan yang saat ini sedang ramai jadi perbincangan serta mana emiten yang menguntungkan para investor di Indonesia beserta harganya
Rabu, 19 Februari 2025 - 12:45 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Sugianto Kusuma, atau yang lebih dikenal sebagai Aguan, merupakan pendiri sekaligus pemimpin Agung Sedayu Group, salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia.

Dalam kehidupan pribadinya, Aguan menikah dengan Rebecca Halim dan dikaruniai empat anak: Alexander Halim Kusuma, Richard Halim Kusuma, Lareina Halim Kusuma, serta Luvena Katherine Halim. Anak-anaknya aktif dalam mengelola bisnis keluarga

Richard Halim Kusuma saat ini menjabat sebagai Direktur PT Agung Sedayu dan Komisaris PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), sementara Alexander Halim Kusuma memiliki kepemilikan saham di PT Catur Kusuma Abadi Sejahtera (CKAS) bersama anggota keluarga lainnya.

Selain itu, saudara laki-laki Aguan, Susanto Kusuma, juga memiliki saham di Agung Sedayu Group. Sementara itu, keponakannya, Steven Kusumo, dipercaya sebagai CEO Agung Sedayu. 

Secara keseluruhan, keluarga Aguan memiliki pengaruh besar dalam industri properti Indonesia melalui berbagai posisi strategis di perusahaan-perusahaan di bawah naungan Agung Sedayu Group.

Tak hanya di sektor properti, keluarga Aguan juga memiliki kepemilikan saham di sejumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), di antaranya:

1. PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)

Perusahaan ini bergerak di bidang pengembangan kawasan terpadu di Pantai Indah Kapuk (PIK) dan merupakan bagian dari Agung Sedayu Group. 

PANI juga memiliki mayoritas saham di PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK). Pada 30 Januari 2025, harga saham PANI mengalami penurunan menjadi Rp11.075 per lembar akibat isu pagar laut di Tangerang.

2. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK)

Sebagai anak usaha PANI yang berfokus pada real estate dan aktivitas perusahaan holding, CBDK resmi melantai di BEI pada 13 Januari 2025 dengan harga saham perdana Rp4.060 per lembar. 

Setelah IPO, harga sahamnya sempat melonjak hingga Rp10.450 pada 20 Januari 2025 sebelum akhirnya turun menjadi Rp7.550 per lembar pada 23 Januari 2025.

3. PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL)

Perusahaan ini bergerak di bidang distribusi perangkat telekomunikasi dan produk gaya hidup serta memiliki anak usaha di sektor periklanan, AIM. ERAL terdaftar di BEI sejak 8 Agustus 2023.

4. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

ERAA merupakan perusahaan ritel dan distribusi perangkat elektronik yang berdiri sejak 1996 dan mulai diperdagangkan di BEI pada akhir 2011. 

Pada 14 Februari 2025, harga sahamnya tercatat di Rp312 per lembar, mengalami penurunan 17,46% dalam sebulan terakhir. Selain itu, saham ERAA dikeluarkan dari indeks MSCI Indonesia Small Cap dalam evaluasi Februari 2025.

5. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC)

Merupakan perusahaan perbankan yang dikelola melalui kemitraan antara Aguan dan Tomy Winata, di mana keduanya menjabat sebagai wakil komisaris utama.

6. PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD)

Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan pengembangan properti ini telah terdaftar di BEI sejak 1984. JIHD merupakan hasil kerja sama antara keluarga Aguan dan Tomy Winata melalui PT Kresna Aji Sembada sebagai pemegang saham pengendali. 

Pada 6 Januari 2025, saham JIHD mengalami lonjakan sebesar 24,70% hingga mencapai Rp1.540 per lembar, dengan volume perdagangan mencapai 46,34 juta lembar dan nilai transaksi Rp67,69 miliar. 

Berdasarkan data tersebut, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencatat harga saham tertinggi pada puncaknya di Rp18.175 per lembar. 

Namun, fluktuasi harga yang cukup signifikan menunjukkan bahwa investasi dalam saham-saham ini memerlukan analisis dan pertimbangan mendalam.

Selain itu, beberapa saham perusahaan yang terkait dengan keluarga Aguan mengalami volatilitas harga dalam beberapa waktu terakhir, terutama akibat isu pagar laut di Tangerang. 

Oleh karena itu, investor disarankan untuk terus memantau perkembangan terkini sebelum mengambil keputusan investasi. (nsp) 

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

16:39
05:06
00:56
02:33
00:57
00:57

Viral