- ANTARA/Shutterstock/aa.
Perdana! Freeport Kirim 125 Kg Emas Murni ke Antam, Nilainya Setara Rp207 Miliar Hasil Hilirisasi
Jakarta, tvOnenews.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) baru saja resmi mengirimkan emas batangan perdana dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Pulogadung, Jakarta Timur.
Pengiriman emas PTFI ke Antam tersebut mencapai 125 kilogram yang nilainya setara Rp207 miliar dengan kadar kemurnian 99,99%.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas melalui siaran resminya menyatakan bahwa pengiriman emas ini merupakan bagian dari upaya hilirisasi emas di Indonesia.
Momentum ini juga jadi tonggak penting dalam pengolahan emas dalam negeri.
Hal tersebut sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"PT Freeport Indonesia menjadi perusahaan tambang tembaga terintegrasi hulu hilir pertama yang memurnikan lumpur anoda menjadi emas batangan murni," kata Tony Wenas dikutip dari Antara, Jumat (14/2/2025).
Tony menegaskan, insiden yang terjadi di Smelter PTFI Gresik Jawa Timur tidak menghentikan komitmen perusahaan dalam menjalankan hilirisasi tambang.
"Pembangunan Precious Metal Refinery (PMR) telah selesai dan memproduksi emas murni merupakan bukti keseriusan PTFI dalam menjalankan hilirisasi," ujarnya.
PTFI tercatat berhasil mengolah sekitar 12,56 ton lumpur anoda dari PT Smelting. Dari proses tersebut, dihasilkan 189 kilogram emas batangan, dengan 125 kilogram sudah memiliki kemurnian 99,99%, sementara 64 kilogram lainnya masih akan diproses ulang agar mencapai standar tersebut.
Sebagai perusahaan dengan pengolahan dan pemurnian terintegrasi dari hulu hingga hilir, PTFI telah mewujudkan hilirisasi tembaga
Kini, Freeport Indonesia memperluas hilirisasi ke sektor emas dan berencana melakukan hal yang sama untuk perak dalam waktu dekat.
"PMR PTFI menjadi salah satu produsen emas batangan murni di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun. Selain itu, juga memproduksi platinum group metals yaitu 30 kilogram platinum dan 375 kilogram paladium," katanya lagi.
Melalui kemitraan strategis dengan Antam, PTFI berencana untuk terus berkontribusi dalam membangun industri pertambangan nasional yang berdaya saing.
"Hilirisasi dalam negeri menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar sehingga dapat mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Direktur Utama PT Antam, Nico Kanter, menegaskan bahwa kerja sama antara PTFI dan Antam merupakan bukti nyata dalam memperkuat industri pengolahan mineral di Indonesia serta meningkatkan daya saing global.
"Sinergi antara PTFI dengan Antam merupakan langkah penting dalam mewujudkan kemandirian Indonesia di sektor pertambangan," katanya.
Nico menambahkan bahwa kerja sama ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada impor serta mendorong pemanfaatan produk dalam negeri.
"Sinergi penyerapan emas dari PTFI ini merupakan komitmen Antam dalam memperkuat bisnis emas logam mulia guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berinvestasi emas. Dengan penguatan pengadaan bahan baku domestik, perusahaan juga dapat menurunkan ketergantungan terhadap impor," ujarnya.
Pada November 2024, PTFI dan Antam menandatangani perjanjian jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99%. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung.
Dalam perjanjian tersebut, Antam akan membeli 30 ton emas batangan per tahun dari PTFI. Bahan baku emas dari PTFI selanjutnya akan diolah di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam untuk menjadi produk logam mulia mereka. (ant/rpi)