- Dok. Kementerian UMKM
Kementerian UMKM Gandeng YDBA untuk Replikasi Model Pembinaan UMKM, Dorong Agar Masuk Rantai Pasok Industri
Arif berharap, melalui metode pembinaan yang tepat, lima tahun ke depan akan tercipta wirausaha atau pengusaha UMKM yang mandiri dan terhubung ke rantai pasok.
“Jika ingin menghasilkan UMKM yang terlibat dalam rantai pasok, perlu ahli di dalamnya, saya sarankan untuk melihat model YDBA. Perlu ada pemahaman yang sama, khususnya dalam memahami perkembangan teknologi industri,” ucap Arif.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus YDBA Rahmat Samulo mengungkapkan, kelemahan sektor UMKM hari ini adalah belum terciptanya rantai pasok yang kuat antara usaha kecil dengan industri besar. Untuk itu, YDBA berfokus dalam hal menghubungkan UMKM pada ekosistem rantai pasok.
“Yang dilakukan YDBA bersama seluruh industri di Astra adalah mendidik yang kecil terlebih dulu, QCD (Quality, Cost, and Delivery)-nya dinaikkan, dan ketika sudah naik level bisa masuk ke industri besar. Jangan hanya dikenalkan lalu ditinggal,” kata Samulo.
Samulo menegaskan, metode pembinaan YDBA dapat dijadikan sebagai referensi atau contoh, khususnya terkait dengan keterlibatan industri besar.
“Hari ini sudah banyak industri manufaktur yang dulunya berskala kecil seperti bengkel sekarang sudah menjadi industri besar, bahkan dulu tenaga kerja hanya 2-3 orang kini sudah menjadi 60-70 pekerja, mesinnya juga sudah berskala industri. Ini menjadi hasil nyata dari kita mempertemukan UMKM dengan indsutri besar,” tutur Samulo.
Bagi Samulo, salah satu kekuatan dari YDBA adalah komitmen dan konsistensinya dalam membina UMKM di daerah. Bahkan, pihaknya tidak segan-segan untuk membuka cabang di daerah UMKM yang mereka bina, dengan menaruh resources yang bisa sewaktu-waktu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh para pengusaha UMKM. (rpi)