news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • Antara

Bahlil Optimistis Intervensi Teknologi Mampu Dongkrak Produksi Migas Nasional, Undang KKKS untuk Eksplorasi Lewat Joint Study

Merespons penurunan realisasi produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi (migas), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya intervensi teknologi
Senin, 23 Desember 2024 - 15:47 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meyakini bahwa intervensi teknologi mampu mendongkrak kapasitas produksi migas nasional.

Hal itu disampaikan Bahlil sebagai respons pemerintah terhadap penurunan realisasi produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi (migas).

Bahlil menegaskan, pencapaian swasembada energi memerlukan peningkatan lifting migas yang berkelanjutan dan optimal.

Salah satu langkah yang ditekankan oleh Bahlil adalah mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meningkatkan produksi migas melalui optimalisasi teknologi. Salah satu KKKS yang menjadi sorotan pemerintah adalah ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). 

"KKKS yang punya produksi minyak bumi bagus, saya lihat itu ExxonMobil. ExxonMobil itu 25% dari total lifting nasional. Kita minta untuk bisa ada intervensi teknologi untuk bisa menaikkan lifting nya," kata Bahlil dalam keterangan yang diterima, Senin (23/12/2024).

Bahlil menjelaskan, Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil awalnya hanya menemukan 100.000 barel minyak per hari, tetapi dengan teknologi, mampu menaikkan kapasitas produksi menjadi 163.000 minyak barel per hari.

Enchanced Oil Recovery (EOR) merupakan satu dari sekian teknologi yang dianggap penting sebagai rangsangan awal dalam menggenjot produksi minyak bumi. 

Bahkan Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sedang menjajaki kemungkinan lahirnya kebijakan intensif dalam implementasi EOR. Sebelumnya Bahlil mengungkapkan tantangan berat dihadapi Indonesia adalah ketidakseimbangan antara produksi (supply) dan konsumsi (demand). 

"Sekarang lifting (minyak) kita itu 600 ribu barrel oil per day (BOPD). Sementara konsumsi kita 1,5 sampai 1,6 juta BOPD,” ungkapnya.

Eks Menteri Investasi itu mengambil langkah lainnya dengan mempercepat eksplorasi migas melalui kerja sama dengan KKKS dalam bentuk Joint Study.

Kerja sama ini bertujuan untuk menggali potensi cadangan migas yang belum tereksplorasi di Indonesia. 

"Kami mengundang KKKS untuk melakukan eksplorasi melalui Joint Study guna menemukan potensi cadangan migas baru," ucap Bahlil.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga berfokus pada pengurangan ketergantungan pada impor migas. Mengingat besarnya defisit neraca perdagangan migas, kebijakan peningkatan produksi migas dalam negeri menjadi langkah strategis yang dapat mengurangi ketergantungan tersebut. 

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral