- Istimewa
Startup Indonesia Paling Banyak di ASEAN, Capai 2.651 Perusahaan
Jakarta, tvonenews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia memiliki jumlah startup banyak paling di antara negara di Asia Tenggara lainnya.
Hingga 2024, Indonesia tercatat memiliki 2.651 perusahaan startup. Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara Gateway Conference British School Jakarta di Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
Airlangga juga menerangkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada awal 2024 mencapai 185,3 juta.
"Potensi pengembangan ekonomi digital di Indonesia didukung oleh jumlah pengguna internet aktif yang mencapai 185,3 juta pada awal 2024. Sedangkan kepemilikan startup terbanyak di ASEAN sebanyak 2.651 startup," kata Airlangga.
Ia menyebut, untuk menjalankan bisnis startup, diperlukan peningkatan kemampuan dalam berinovasi dan memberikan alternatif terhadap bisnis.
Airlangga mengatakan bahwa pemerintah berupaya untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan melalui kerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Apple Academy yang telah dibuka di Tangerang, Batam, hingga Surabaya.
Selain menggencarkan pembentukan startup, ia menyampaikan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga perlu terus didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
“Peluang Indonesia untuk memasuki era digital sangat terbuka, dan karena ekonomi digital Indonesia 40 persen dari ASEAN. Pada kepemimpinan Indonesia di ASEAN telah diluncurkan juga yang kita sebut dengan Digital Economic Framework Agreement. Ini merupakan kesepakatan pertama bagi ekosistem digital di seluruh dunia,” kata Airlangga.
Dia menyebut, pertumbuhan sektor-sektor digital di Indonesia, seperti e-commerce, logistik, perjalanan, dan pembayaran, mencapai 16 hingga 18 persen secara tahunan.
“Pertumbuhan tahunan sektor-sektor (digital) ini meningkat dua kali lipat, 16 hingga 18 persen. Dan sektor-sektornya, e-commerce, logistik, perjalanan, dan pembayaran, adalah yang terdepan dalam digitalisasi Indonesia,” ucap Airlangga Hartarto
Menurutnya, dengan pertumbuhan digital yang tinggi, sektor-sektor tersebut dapat dioptimalkan untuk mempercepat pembangunan perekonomian nasional.
Ia menyatakan bahwa Indonesia bersama negara-negara ASEAN juga meluncurkan sistem pembayaran lintas negara di ASEAN dengan menggunakan teknologi QR Code atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Upaya tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat yang akan bepergian ke negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand, untuk dapat melakukan pembayaran transaksi secara elektronik.
Untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital tersebut, pemerintah terus membangun infrastruktur digital melalui pemanfaatan jaringan fiber optik Palapa Ring yang menghubungkan 57 kabupaten/kota di Indonesia, Satelit SATRIA, hingga Low Orbit Satellite. (ant/nba)