- Antara Foto
Waduh! Indeks Keyakinan Konsumen Terendah Dalam 22 Bulan, Namun Bank Indonesia Sebut Masih di Level Optimistis
Jakarta, tvonenews.com - Tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia masih terus melanjutkan tren pelemahan dalam tiga bulan terakhir. Pada bulan Oktober 2024 lalu, Bank Indonesia mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di angka 121,1 atau merupakan yang terendah dalam 22 bulan terakhir.
Survey Konsumen Bank Indonesia pada bulan Oktober 2024 menunjukkan angka IKK yang turun sebesar 2,4 poin, dari 123,5 di bulan September 2024, menjadi sebesar 121,1. Penurunan ini melanjutkan pelemahan sejak Agustus 2024 dimana IKK masih tercatat sebesar 124,4.
Meski keyakinan konsumen terus melemah, Bank Indonesia mengaku bahwa tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tetap terjaga pada level optimis, dimana angka IKK masih berada di atas level 100.
“Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga pada level optimis. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2024 yang tercatat sebesar 121,1,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/11/2024).
Pelemahan angka IKK di bulan Oktober 2024 terutama disebabkan turunnya penilaian konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini (Indeks Ekonomi Saat Ini) atau IKE, dan juga melemahnya Indeks Ekspektasi Konsumen IEK di bulan Oktober 2024.
Penurunan terbesar terjadi pada angka IKE dimana pada bulan Oktober 2024 mengalami koreksi hingga 4,0 poin, dari 113,8 di bulan September 2024, menjadi sebesar 109,9 di bulan Oktober 2024.
Sementara, menurut Survey Konsumen Bank Indonesia, angka IEK pada bulan Oktober 2024 juga mengalami penurunan sebesar 0,7 poin, dari level 133,1 di bulan September 2024 menjadi sebesar 132,4.
Kondisi Keuangan Konsumen
Di tengah turunnya tingkat keyakinan konsumen, pada Oktober 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 74,1 persen menjadi 74,5 persen.
Sementara, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) terindikasi relatif stabil sebesar 10,5 persen. Akibatnya, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat sedikit menurun dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya dari 15,3 persen menjadi 15,0 persen.
“Proporsi konsumsi terhadap pendapatan diindikasikan meningkat pada mayoritas tingkat pengeluaran, kecuali pada tingkat pengeluaran >Rp5 juta. Di sisi lain, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi turun terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp4,1 - 5 juta,” seperti dikutip dari Survey Konsumen BI. (hsb)