- Sekretariat Presiden
Saat Bahlil Pamerkan Smelter Rp21 Triliun Milik Keluarga Panigoro, Bandingkan dengan Freeport: No Asing, No Aseng, Maupun BUMN
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memamerkan smelter tembaga milik PT. Amman Mineral Internasional Tbk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Smelter milik Keluarga Panigoro itu adalah adalah peleburan tembaga terbesar pertama di Indonesia yang sepenuhnya dimiliki oleh orang Indonesia.
Bahkan, smelter ini murni dikelola oleh perusahaan Indonesia tanpa ada campur tangan asing maupun BUMN.
Hal ini ini disampaikan Bahlil saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter tersebut, Senin (23/9/2024).
Di hadapan Presiden Jokowi, Bahlil mengungkapkan bahwa Amman Mineral mencetak sejarah sebagai perusahaan yang membangun smelter tembaga tanpa keterlibatan investor asing.
"Saya harus bangga, Bapak Presiden, karena ini smelter pertama milik pengusaha nasional. Ini bukan asing. Jadi, Pak Hilmi (Panigoro) dan seluruh dewan direksi, saya harus mengatakan bahwa Amman adalah perusahaan yang meletakkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi di sektor tembaga," kata Bahlil dalam peresmian.
Pada kesempatan tersebut, Bahlil juga membandingkan Amman Mineral dengan Freeport Indonesia yang juga memiliki smelter tembaga terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.
Meskipun saham Freeport mayoritas dimiliki oleh Indonesia, menurutnya, masih ada campur tangan pihak asing dalam kepemilikan sahamnya.
Bahlil lantas menambahkan, smelter milik Amman Mineral menjadi yang terbesar kedua di Indonesia setelah smelter milik Freeport di Gresik, Jawa Timur.
"Ini pabrik terbesar kedua setelah Freeport, pak. Nah kalau Freeport itu 49% saham luar negeri, 51% saham BUMN. Kalau ini (milik Amman) pak, no asing, no aseng, maupun BUMN. Ini tanpa asing, tanpa semuanya pak, ini milik mereka sendiri," tegas Bahlil.
Smelter Amman Mineral dibangun dengan investasi sebesar Rp21 triliun dan memiliki kapasitas mengolah 220 ribu ton konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga sebagai produk utamanya.
Namun, Bahlil mengatakan bahwa operasi penuh smelter baru akan berjalan pada Februari atau Maret 2025.
Oleh karena itu, Amman Mineral meminta izin untuk tetap mengekspor konsentrat tembaga sampai smelter siap beroperasi penuh.
Bahlil merespons permintaan ini dengan syarat agar peresmian smelter dilakukan terlebih dahulu.