- tvOne
Dubes Indonesia untuk Tiongkok Blak-blakan soal Kemajuan Ekonomi Digital China yang Perlu Diadopsi RI, AI dan E-Commerce Sumbang 30% PDB
Jakarta, tvOnenews.com - Dalam rangka mempercepat transformasi digital di Indonesia, pemerintah Indonesia baru-baru ini menjalin kerjasama strategis dengan Tiongkok melalui beberapa Memorandum of Understanding (MOU).
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, mengungkapkan bahwa kolaborasi tersebut merupakan langkah penting dalam mewujudkan visi Indonesia untuk menjadi salah satu pemain utama di sektor ekonomi digital.
Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, dalam Diskusi bertajuk "Dinamika Indonesia-Tiongkok" dalam rangkaian Road to ISEI Congress XXII di tvOne, Kamis (29/8/2024).
Pada 15 November 2022, Indonesia dan Tiongkok telah menandatangani MOU mengenai Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Digital.
Djauhari menjelaskan, "Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mencapai nilai sekitar USD 230 miliar pada tahun 2025, dengan kontribusi terhadap PDB yang diperkirakan meningkat dari 3% menjadi lebih tinggi."
Sebagai perbandingan, kontribusi ekonomi digital terhadap PDB Tiongkok sudah mencapai sekitar 30%.
Hal ini menunjukkan urgensi bagi Indonesia untuk terus memperkuat sektor ini melalui kerjasama internasional.
Selain MOU tentang ekonomi digital, Indonesia dan Tiongkok juga menandatangani MOU mengenai Kerjasama E-Commerce pada 8 September 2023.
Kesepakatan ini mencakup berbagai inisiatif seperti studi bersama, dialog bilateral, promosi perdagangan, serta pengembangan UMKM di kedua negara.
Djauhari menekankan pentingnya integrasi teknologi mutakhir seperti artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT) dalam pengembangan platform e-commerce.
"Kita melihat perkembangan e-commerce di Tiongkok luar biasa, terutama dalam penggunaan AI dan IoT, serta sharing of best practices yang dapat diterapkan di Indonesia," jelasnya.
Djauhari juga menyoroti masuknya beberapa perusahaan digital besar Tiongkok ke pasar Indonesia sebagai bukti dari pesatnya perkembangan kerjasama ini.
Beberapa perusahaan teknologi seperti Huawei dan TikTok telah melakukan investasi strategis di Indonesia. "Huawei telah memperluas jangkauannya di Indonesia, dan TikTok melalui induknya, ByteDance, bahkan telah membeli saham Tokopedia," ujarnya.
Selain itu, aplikasi e-commerce Temu, yang juga dimiliki oleh grup Alibaba, menunjukkan minat besar untuk memasuki pasar Indonesia.
Kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi digital dan AI, tetapi juga terintegrasi dengan inisiatif global yang lebih luas, seperti Belt and Road Initiative (BRI) dan Global Maritime Vulture.
Kedua negara telah sepakat untuk mengembangkan empat koridor ekonomi regional yang komprehensif.
Djauhari merinci, koridor pertama ada di Sumatera Utara, yang difokuskan sebagai hub menuju ASEAN.
Kemudian di Kalimantan Utara, yang akan menjadi pusat pengembangan energi terbarukan atau green economy. Lalu di Bali akan menjadi koridor ketiga yang difokuskan pada high-tech, ekonomi kreatif, dan pariwisata.
"Lalu kemudian di Sulawesi Utara, yang akan menjadi hub untuk wilayah Pasifik," tutupnya.
Melalui kerjasama ini, Indonesia diharapkan dapat mempercepat transformasi digitalnya dan menjadi lebih kompetitif di pasar global.
Integrasi teknologi tinggi dan pengembangan infrastruktur yang didukung oleh Tiongkok dipandang sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia di era digital. (rpi)