news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan jajarannya bersama Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, Fabby Tumiwa, di acara Indonesia Solar Summit 2024, Rabu (21/8)..
Sumber :
  • Istimewa

Indonesia Solar Summit 2024: Luhut Ungkap Langkah Menuju Kemandirian Energi Lewat Penguatan Rantai Pasok Industri Modul Surya

Menko Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa Indonesia perlu segera membangun dan memperluas industri solar domestik sebagai langkah konkret transisi energi
Rabu, 21 Agustus 2024 - 14:47 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia perlu segera membangun dan memperluas industri solar domestik, sekaligus mengembangkan sumber daya manusia sebagai langkah konkret transisi energi demi mengatasi krisis iklim.

Demikian itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pada Indonesia Solar Summit (ISS) 2024 pada hari Rabu (21/08).

“Pemerintah Indonesia melalui PLN akan segera meluncurkan program pembangunan 60 GW energi terbarukan. Indonesia juga telah menandatangani kerja sama pengembangan energi terbarukan dengan Singapura dan telah menarik investasi di ekspor energi hijau, ladang PLTS, dan penyimpan energi baterai (Battery Energy Storage System, BESS),” ujar Luhut dalam sambutannya.

Hasil kerja sama dengan Singapura masing-masing menghasilkan investasi dari pengembang energi sebesar 30-50 miliar dolar AS, manufaktur PLTS sebesar 1,7 miliar dolar AS, dan dari produsen baterai dan inverter sebesar 1 miliar dolar AS.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan menjadi salah satu sumber pasokan energi Indonesia yang utama untuk dekarbonisasi sektor energi mencapai net-zero emissions (NZE) 2060 atau lebih awal.

Berdasarkan rancangan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada 2023, kapasitas terpasang PLTS diperkirakan mencapai 410 GW hingga 460 GW sampai 2060 untuk mencapai target NZE.

Ini mengindikasikan adanya permintaan modul surya yang akan terus bertumbuh dari tahun ke tahun. 

Untuk memenuhi kebutuhan modul surya untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di dalam negeri yang dapat mencapai puluhan gigawatt setiap tahunnya, Indonesia harus mampu memproduksi paling sedikit sel dan modul surya.

Kehadiran industri ini harus ditopang dengan penguatan rantai pasok teknologi sel surya, yang semakin ke arah hulu yaitu polisilikon, ingot dan wafer, dan komponen lainnya, terutama low iron tempered glass. 

Menurut Sahid Junaedi, Sekretaris Direktorat Jenderal Aneka EBT dan Konservasi Energi, KESDM, beberapa strategi yang akan ditempuh untuk mencapai NZE adalah pemanfaatan energi baru terbarukan, phase down PLTU secara bertahap, elektrifikasi berbagai sektor, pemanfaatan advance teknologi seperti CCS/CCUS dan juga penerapan efisiensi energi.

Berita Terkait

1
2 3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral