Ilustrasi - Penjualan kredit karbon Pertamina NRE mengalami peningkatan hingga Juli 2024..
Sumber :
  • Antara

Pertamina NRE Catat Penjualan Kredit Karbon Mencapai 565 ribu ton CO2e, Kuasai 93% Pangsa Pasar di Indonesia

Kamis, 8 Agustus 2024 - 08:52 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mencatatkan peningkatan signifikan dalam penjualan kredit karbon hingga mencapai 565 ribu ton CO2e pada bulan Juli 2024.

Upaya dekarbonisasi yang dilakukan Pertamina NRE telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, salah satunya melalui perdagangan kredit karbon.

Corporate Secretary Pertamina NRE, Dicky Septriadi, menegaskan komitmen Pertamina NRE terhadap dekarbonisasi di Indonesia, terutama melalui perdagangan kredit karbon untuk menurunkan emisi di sektor industri.

"Kami memiliki berbagai portofolio hijau dan energi bersih yang berpotensi menjadi sumber kredit karbon. Kami sangat terbuka dan antusias untuk bekerja sama dengan industri yang memiliki aspirasi untuk menurunkan emisi dari aktivitas operasionalnya," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis (8/8/2024).

Kesadaran industri terhadap isu perubahan iklim telah mendorong peningkatan upaya penurunan emisi dari aktivitas operasional korporasi.

Pertamina NRE mencatatkan diri sebagai penjual kredit karbon pertama saat perdagangan perdana di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) pada 26 September 2023.

Volume kredit karbon yang diperdagangkan mencapai sekitar 864 ribu ton CO2e, dengan sekitar 460 ribu ton CO2e terjual pada saat perdagangan perdana di IDX Carbon.

Pertamina NRE saat ini menguasai 93% pangsa pasar kredit karbon di Indonesia. Kredit karbon ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6, yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), dengan volume sekitar 864 ribu tCO2e yang dihasilkan selama periode 2016-2020.

Kredit karbon tersebut telah memenuhi standar nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Inisiatif perdagangan karbon ini memiliki potensi besar untuk mendukung pencapaian enhanced nationally determined contribution (ENDC) Indonesia sebesar 31,89% tanpa dukungan internasional dan 43,2% dengan dukungan internasional.

Ekosistem bisnis karbon akan terbentuk dengan dukungan regulasi yang memadai, dan Indonesia memiliki potensi besar baik dari segi teknologi maupun alam karena memiliki sumber energi bersih dan hutan yang cukup besar.

Dicky menambahkan bahwa ke depan, kredit karbon Pertamina NRE tidak hanya berasal dari PLTP saja, tetapi juga dari sumber energi bersih lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dari Jawa-1 yang potensinya mencapai sekitar 3 juta ton CO2e setiap tahunnya.

Selain itu, kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei dengan estimasi 150 ribu ton CO2e pada tahun 2021-2023 dan 200 ribu ton CO2e pada periode 2024-2027 saat ini sedang dalam tahapan validasi.

Pertamina NRE akan mendukung nol emisi karbon (NZE) selambat-lambatnya pada 2060 dan menjadi pelopor dalam transisi energi lewat berbagai inovasi hijau serta pengembangan bisnis berkelanjutan.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Pertamina NRE terus berusaha mencapai target dekarbonisasi dan mendukung keberlanjutan lingkungan di Indonesia. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral