- Antara Foto
Ada Insiden Kerusakan Hingga Keterlambatan Pesawat, Anggota DPR Minta Penunjukan Garuda Indonesia Sebagai Operator Haji Dievaluasi
Jakarta, tvOnenews.com - Posisi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebagai satu - satunya maskapai domestik yang mengangkut jamaah haji Indonesia kembali dipertanyakan. Maskapai BUMN ini dinilai tidak profesional menyusul berbagai insiden dan keterlambatan penerbangan haji baru - baru ini.
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS Wisnu Wijaya menyoroti masalah keterlambatan keberangkatan calon jemaah haji yang berulang. Terbaru, pesawat Garuda Indonesia yang sejatinya akan mengangkut calon jemaah haji kloter 41 embarkasi Donohudan itu disebut mengalami kerusakan mesin.
“Kami merasa prihatin atas terjadinya insiden tersebut sehingga menimbulkan efek domino, yakni penundaan terhadap kloter-kloter selanjutnya," kata Wisnu Wijaya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/5/2024).
Akibat gangguan tersebut, menurut Wisnu Wijaya, jumlah calon jemaah yang terdampak keterlambatan jadi lebih banyak, bahkan ada yang terpaksa menunggu hingga 7 jam.
"Ini jelas sangat melelahkan secara fisik dan mental, khususnya bagi kondisi kesehatan calon jemaah haji lansia. Akhirnya, calon jemaah kembali dikorbankan akibat layanan yang tidak profesional dari pihak maskapai,” tegas Wisnu, Sabtu (25/05/2024).
Kesempatan Maskapai Lain
Legislator PKS ini mengatakan, sejak awal pembahasan biaya haji di Komisi VIII DPR, pihaknya senantiasa mendorong dilakukannya evaluasi secara mendasar terkait dengan layanan penerbangan haji selama ini. Salah satunya adalah gagasan terkait pengadaan layanan penerbangan bagi calon jemaah haji yang harus dibuka seluas-luasnya bagi semua maskapai, bukan hanya Garuda Indonesia.
“Dua insiden krusial yang terjadi dalam rentang waktu kurang dari dua pekan ini semakin memperkuat urgensi untuk segera dilakukannya evaluasi mendasar terhadap pengadaan maskapai haji selama ini. Sejak awal, posisi kami adalah mendorong dibukanya kesempatan yang seluas-luasnya bagi setiap maskapai untuk berlomba memberikan penawaran dan layanan terbaik bagi calon jemaah haji,” kata Wisnu Wijaya.
Anggota DPR Dapil Jateng 1 ini menjelaskan, melalui mekanisme open tender yang transparan, diharapkan ada kompetisi yang sehat sehingga bisa menghasilkan harga bersaing, sekaligus bisa memberi lebih banyak opsi atau tawaran bagi kita untuk menentukan layanan yang lebih menjanjikan dan berkualitas.
Wisnu meyakini ada banyak maskapai yang tertarik untuk mengambil bagian dalam proses penyelenggaraan haji ini mengingat Indonesia adalah negara dengan penyumbang jumlah jemaah haji terbesar di dunia.
Biaya Haji Lebih Murah
Wisnu berharap adanya evaluasi pengadaan maskapai tersebut bisa berpengaruh terhadap komponen pembentuk biaya haji dan layanan yang ditawarkan di masa mendatang sehingga tidak lagi memberatkan calon jemaah.
Lebih lanjut, Wisnu juga mendorong agar calon jemaah haji yang terdampak kerugian akibat penundaan ini diberikan kompensasi yang sepadan. Dia mengatakan, Komisi VIII DPR mendukung Kementerian Agama mengawal pemberian kompensasi dari pihak maskapai kepada calon jemaah sampai semuanya terpenuhi
“Besarnya biaya haji yang ditanggung oleh jemaah pada tahun ini, dimana komponen penerbangan menjadi salah satu penyumbang biaya tertinggi BPIH, seharusnya sepadan dengan layanan yang mereka terima. Namun kenyataannya mereka justru mendapat pelayanan yang mengecewakan,” kata Wisnu. (hsb)