- Antara Foto
Bukan Konflik Iran - Israel, Bos IMF Justru Khawatir Soal Naiknya Utang Pemerintah di Dunia Yang Sudah Mencapai 93 Persen PDB
Jakarta, tvOnenews.com - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengungkap sejumlah potensi ancaman yang akan dihadapi dunia ke depan. Berbeda dari pelaku pasar keuangan, IMF justru mengkhawatirkan ancaman dari melonjaknya jumlah utang pemerintah di seluruh dunia.
Direktur Pengelola IMF, Kristalina Georgieva mengungkapkan bahwa di 2023, tingkat utang pemerintah telah mencapai 93 persen dari total perekonomian dunia (Produk Domestik Bruto DUnia), atau naik dari level 84 persen di tahun 2019.
Hanya dalam empat tahun, Menurut Bos IMF ini, lonjakan utang pemerintah di berbagai negara dunia disebabkan oleh pembiayaan selama pandemi dan juga untuk pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Tingginya tingkat utang ini, menurut Kristalina Gergieva, akan mengancam ketahanan fiskal dari negara - negara di dunia dalam menghadapi ancaman krisis ke depan. Dengan utang yang sangat tinggi, beban pembiayaan utang akan membebani keuangan setiap negara.
"Di dunia dimanana krisis terus berdatangan silih berganti, pemerintah di berbagi belahan dunia harus segera membangun ketahanan fiskal untuk bersiap menghadapi gejolak berikutnya," kata Kristalina Georgieva di Washington, Amerika Serikat, Kamis (18/4/2024).
Untuk mengantisipasi tingginya tingkat utang negara - negara di dunia, IMF meminta agar seluruh pemerintahan berhati - hati dalam belanja atau pengeluarannya. Sedangkan dari sisi penerimaan, reformasi dan perbaikan sistem perpajakan menjdi lebih efisien dinilai sangat penting.
Tetap Kuat
Menanggapi berbagai gejolak di pasar keuangan belakangan ini, Kristalina Georgieva menilai bahwa ekonomi dunia sebenarnya sudah terbukti cukup tangguh. Di tengah lonjakan inflasi global dan krisis geopolitik mulai dari Rusia - Ukraina hingga Iran - Israel, perekonomian dunia tetap bertahan.
Kristalina Georgieva menilai bahwa ancaman ekonomi dunia ke depan bukan lagi dari perang Rusia - Ukraina atau konflik di Timur Tengah. Dia menyebut bahwa krisis yang ditimbulkan akibat lonjakan inflasi dunia juga sudah mulai mereda.
"(Ancaman) Inflasi sudah turun, tapi belum hilang," kata Kristalina Georgieva menjelaskan fenomena tertundanya penurunan tingkat suku bunga di Amerika Serikat.
Sebelumnya, IMF telah melaporkan bahwa ekonomi dunia di tahun 2024 ini berpotensi tumbuh sekitar 3,2 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 3,2 persen yang terjadi sejak 2023 diperkirakan akan berlanjut tiga tahun ke depan, hingga ke tahun 2025.