Sempat Menghilang Sejak Akhir 2020, Mantan Orang Terkaya China Jack Ma Kembali "Muncul" dan Memicu Naiknya Saham ALibaba.
Sumber :
  • Antara Foto

Sempat Menghilang Sejak Akhir 2020, Mantan Orang Terkaya China Jack Ma Kembali "Muncul" dan Memicu Naiknya Saham ALibaba

Kamis, 11 April 2024 - 07:20 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Mantan orang terkaya China Jack Ma kembali membuat heboh dengan komentar yang mendukung proses restrukturisasi di Alibaba. Sebagai pendiri dan mantan bos yang membesarkan raksasa perusahaan internet ini, memo dukungan Jack Ma ini merupakan yang pertama, setelah Jack Ma menghilang dari publik sejak akhir 2020 lalu.

Dalam memo hampir satu halaman, Jack Ma mengapresiasi kepemimpinan CEO Alibaba Eddie Wu, dan Chairman Joe Tsai. Dia mendukung strategi pemecahan Alibaba ke dalam tujuh divisi yang diyakini akan membuat Alibaba lebih kuat dan fokus pada konsumennya.

"Kita tidah hanya harus punya keberanian untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan masa lalu di saat yang tepat, tapi juga harus berani melakukan perubahan untuk masa depan. Tahun ini, ditengah banyaknya keraguan dan tekanan, saya melihat lahirnya tim Alibaba yang kuat dan berani," demikian kutipan memo Jack Ma.

Meski telah tersingkir dari manajemen Alibaba, memo  dukungan Jack Ma yang diposting di forum internal Alibaba ini, dinilai sangat penting bagi proses restrukturisasi Alibaba yang sebelumnya sempat ditekan oleh pemerintah China.

Memo ini juga merupakan komentar terpanjang dari Jack Ma, dalam lima tahun terakhir. Sejak akhir 2020, Jack Ma menghilang dari publik setelah melontarkan kritikan pedas terhadap sejumlah kebijakan yang membuat gerah pemerintah China.

Saham ALibaba Melejit

Di pasar saham, investor langsung menyambut positif kembalinya Jack Ma ini. Saham Alibaba langsung meroket di Bursa Hong Kong hingga 5 persen pada perdagangan Rabu (10/4/2024). Lonjakan saham Alibaba ini juga berlanjut dengan kenaikan 2 persen sahamnya di Bursa Amerika Serikat.

Kemunculan Jack Ma ini diharapkan menjadi momentum membaiknya hubungan Jack Ma dengan pemerintah China, dan diharapkan menjadi sentimen positif bagi Alibaba yang terus mendapat tekanan dari pemerintah China dalam tiga tahun terakhir.

Alibaba sempat menjadi perusahaan terbesar di Asia dengan nilai pasar hingga 570 miliar dolar AS, atau sekitar Rp9 ribu triliun, dan membuat Jack Ma menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Namun, perseteruannya dengan otoritas China telah menghantam kinerja Alibaba. Selain Jack Ma yang dipaksa "menghilang", bisnis Alibaba juga terus ditekan dan dipaksa memisahkan sejumlah unit bisnisnya yang paling menguntungkan.

Bahkan dalam setahun terakhir, saham Alibaba masih terus terpuruk hingga 27 persen, dan membuat nilai perusahaan menyusut menjadi hanya 178 miliar dolar AS, atau hanya sepertiga dari nilai puncaknya.

Kemunduran Jack Ma

Sebelumnya, perseteruan Jack Ma dan otoritas China mencapai puncaknya saat dia mengkritisi terang - terangan di depan publik kebijakan China. 

Langkah ini dinilai membuat gerah pemerintah China dan melakukan tekanan besar - besaran terhadap bisnis Jack Ma dan Alibaba. 

Bahkan, Jack Ma sempat dikhabarkan ditahan dan menghilang sama sekali dari ruang publik sejak akhir 2020. Dia dikhabarkan banyak menghabiskan waktunya di luar negeri dan tidak lagi mencampuri bisnis Alibaba.

Pemerintah China yang memaksa batalnya IPO (peluncuran saham perdana ke bursa) perusahaan raksasa keuangan Ant Group, perusahaan raksasa keuangan yang juga dimiliki Alibaba. Padahal, saat itu IPO Ant Group yang juga dimiliki Alibaba ini dinilai akan menjadi IPO terbesar di sektor keuangan dunia.

Ant Group awalnya akan melantai di bursa saham pada akhir tahun 2020, tapi dibatalkan secara mendadak oleh pemerintah China usai Jack Ma mengkritik sistem keuangan negaranya.

Di Januari 2023, Ant Group menyebut Jack Ma tidak akan lagi mengendalikan perusahaan dan akan menyerahkan semua hak votingnya. Kini setahun kemudian, juru bicara Ant Group menyebut proses itu sudah selesai.

Tekanan terhadap Jack Ma juga berlanjut dengan sejumlah regulasi di sektor teknologi yang menghantam bisnis Alibaba. Bahkan Alibaba sempat didenda hingga 2,8 miliar dolar AS atau lebih dari Rp440 triliun, dan memaksa Jack Ma mundur dari manajemen Alibaba.

Banyak kalangan berharap, kemunculan Jack Ma kali ini akan menjadi sinyal membaiknya hubungan dengan pemerintah China. Hal ini tentu saja akan berdampak positif bagi bisnis Jack Ma, termasuk Alibaba yang saat ini 4 persen sahamnya masih dikuasai Jack Ma.


 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral