news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

mengolah sampah rumah tangga jadi briket.
Sumber :
  • tim tvone - khumaidi

Olah Sampah Rumah Tangga jadi Briket, Bahan Alternatif untuk Industri Kecil

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Banjarbendo, Sidoarjo, mampu mengolah sampah rumah tangga menjadi briket, bahan alternatif untuk industri kecil.
Selasa, 2 Mei 2023 - 14:02 WIB
Reporter:
Editor :

Sidoarjo, tvOnenews.com - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Banjarbendo, Sidoarjo, mampu mengolah sampah rumah tangga menjadi briket, bahan alternatif untuk industri kecil. 

Ahmad Muhdlor Ali, Bupati Sidoarjo, mendorong pengelola TPST di desa lainnya untuk memanfaatkan potensi ekonomi dan lingkungan seperti di Banjarbendo. Bupati Sidoarjo yang akrab disapa Gus Muhdlor itu mengatakan, sudah lebih dari setahun TPST Desa Banjarbendo tidak lagi mengirim sampah ke TPA Jabon.

Semua sampah dari 10.000 KK berhasil diolah habis menjadi briket dan menjadi sumber pemasukan bagi 14 orang pengelola TPST itu.

“Konsep pengelolaan TPST Banjarbendo inilah yang kita inginkan bersama, bagaimana sampah berkurang, justru bisa memberi nilai ekonomi bagi masyarakat,” ujar Muhdlor.

Dalam sehari TPST Banjarbendo mengolah sekitar 50-60 ton sampah dan bisa menghasilkan 3-5 ton briket. Sebelum diolah jadi briket, para pengelola lebih dulu melakukan pemilahan antara sampah organik dan non organik. Setelah itu, sampah dikeringkan sebelum dimasukkan ke mesin pencetak briket.

Sugito, koordinator pengelolah TPST Desa Banjarbendo mengatakan, pengolahan sampah jadi briket itu awalnya hanya coba-coba. Berbagai eksperimen, kata alumnus Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, itu dia lakukan bersama timnya. Alat yang dipakai pun merupakan hasil karya yang dia desain sendiri. Mulai dari alat memilah sampah, mengeringkan, termasuk mesin pencetak briket.

Menurut Sugito yang juga salah satu pegiat lingkungan di Kota Delta, modal utama dalam pengelolaan sampah adalah kepedulian terhadap lingkungan. Bisnis atau nilai ekonomi yang akan didapat, menurutnya, secara otomatis akan mengikuti di kemudian hari.

gunungan sampah rumah tangga

“Berangkatnya kami peduli kepada lingkungan, peduli kepada kebersihan. Itu modal utama. Kemudian tidak berpikir orietasi bisnis, kalau pun ada pendapatan yang masuk itu hanya mengikuti saja,” ujarnya.

Dalam mengelola sampah di desa itu, Sugito mengatakan, pengelola menarik iuran kepada setiap Kepala Keluarga (KK) sebesar Rp5 ribu per bulan. Uang iuran itu merupakan termasuk jasa pemungutan sampah dari rumah masing-masing keluarga. Uang itu lantas dikelola untuk kebutuhan operasional TPST.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral