- Tim tvOne - Nuryanto
Musim Libur Nataru Hotel di Yogyakarta Laris Manis, Okupansi Mencapai 70 Persen
Yogyakarta, tvOnenews.com - Momen liburan Natal dan Tahun Baru 2024 banyak dimanfaatkan masyaraakt untuk menikmati masa liburan. Salah satu kota favorit yang selalu menjadi tujuan wisatawan adalah Yogyakarta.
Menurut Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, peningkatan kunjungan wisatawan diprediksi meningkat pada Minggu ketiga sebelum Nataru hingga setelah tahun baru 2024 mendatang.
Puncak kedatangan wisatawan hotel diperkirakan pada tanggal 24, 25 Desember, kemudian tanggal 30 dan 31 Desember. Kemduian ada wisatawan juga pada tanggal 6-20 Januari 2024 dimana reservasi sudah mencapai 45 persen dan PHRI DIY mentarget okupansi mencapai.65 persen.
"Tingkat reservasi di periode itu mulai tanggal 20 desember hingga 2 Januari 2024 sudah mencapai 60-70 persen. Tingkat kunjungan terutama banyak di wilayah Kota Yogya dan Sleman. Untuk Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo masih 40 persen," kata Deddy Pranowo Eryono.
PHRI DIY sendiri mentarget semua wilayah rata rata 90 persen hal itu dilihat secara optimis setelah melihat perkembangan reservasi per tanggal 10 Desemmber di semua wilayah yang terus mengalami peningkatan.
Deddy menambahkan untuk karakter wisatawan yang datang ke Yogyakarta masih didominasi oleh pengunjung yang datang langsung ke hotel atau walking guess.
"Nah kalo ke Jogja pola wisatawannya itu walking guess atau menginap langsung datang ke hotel. Reservasi harus jauh jauh hari, seperti tahun tahun sebelumnya maupu saat event event besar di Yogyakarta," jelas Deddy.
Berbagai persiapan juga terus dilakukan pihak PHRI menyambut musim libur Nataru terutama bagaimana agar wisatawan lebih lama tinggal di Yogyakarta atau meningkatkan lama tinggalnya.
" Momen Nataru pasti akan ada event malam tahun baru, ada hiburan juga, ada beberapa yang menggunakan paket malam tahun baru, ada dinner dan hiburan. PHRI sendiri mendata masing masing akan menjual paket Nataru. Nah untuk hotel itu ada batas atas di harga publish rate dan kenaikan maksimal 15 persen," jelas Deddy.
Deddy juga menghimbau agar anggota PHRI tidak menggunakan aji mumpung. Misalnya mengenai parkir juthuk atau harga kuliner yang nuthuk. Ia ingin wisatawan merasa nyaman dan aman agar wisata di Yogyakarta bisa berada di posisi terbaik.
"Jangan sampai ada kenaikan harga misalnya harga paket nataru yang tak wajar. Saya pastikan kalo ada kenaikannharga tak wajar itu bukan anggota PHRI. Jadi jangan digebyah uyah karena hal itu justru akan merusak destinasi Yogya dan nama PHRI. Menjaga jangan sampai aji mumpung. Kita ingin pariwisata maju berkelanjutan," pungkas Deddy.
Pasalnya Deddy menyebutkan Yogya memiliki keunggulan dibanding kota kota lain sehingga meski di hari hiasa harga hotel di Yogyakarta juga diatas kota kota lain disekotarnya.
Hal itu dikarenakan biaya operasional lebih tinggi dari daerah lain di sekitar seperti Wilayah Solo, Magelang di Jawa Tengah.
Deddy menambahkan bahwa Yogyakarta masih menjadi daya tarik wisatawan ke Yogyakarta diantaranya karena destinasi wisata di Yogyakarta dinilai terlengkap mulai wisata alam, budaya pendidikan dan juga sejarah.
"Itu yang menjadi survey PHRI DIY kepada wisatawan. Selain itu keramahtamahan warga di Yogyakarta menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan."ungkapnya.
PHRI dan pemerintah maupun pelaku wisata di DIY dihimbau agar seluruh stakeholder jangan lengah, justru memanfaatkan untuk menguatkan Branding bahwa Jogja Istimewa di segala aspek.
"Diwanti wanti jangan sampai ada tuh seperti parkir nuthuk, menaikkan harga kaki lima sewenang wenang tanpa tulisan harga, justru jangan terulang lagi, agar Jogja tetap menjadi faokrit wisatawan," imbau Deddy.
Untuk mengantisipasi keamanan dan kondusifitas Yogyakarta, terutama di tahun politik, PHRI bersama POLDA dan TNI Korem juga menghimbau agar keamanan kondusif dan ketertiban dalam masa kampanye ini bisa terjaga.
"Harapannya agar seluruh parpol dan lain lain bisa menjaga diri karena musim musim liburan dan Nataru berbarengan TAHUN politik," pungkas Deddy. (nur/buz)